Survei Roy Morgan: Jokowi-Ma'ruf 56,5 Persen, Prabowo-Sandiaga 43,5 Persen

Kendati ada perubahan elektabilitas suara, namun Roy Morgan memprediksi perolehan suara Jokowi-Ma’ruf hingga masa pencoblosan, 17 April 2019 mendatang masih tergolong aman.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Apr 2019, 22:05 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2019, 22:05 WIB
Moment Keakraban Dua Calon Presiden Usai Debat Pilpres 2019
Capres no. urut 01 Joko Widodo atau Jokowi dan Capres no. urut 02 Prabowo Subianto berjabat tangan usai debat keempat Pilpres 2019 di Jakarta, Sabtu (30/3). Debat mengangkat tema tentang ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional.(Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga survei Australia, Roy Morgan kembali merilis hasil survei terkait elektabilitas pasangan capres dan cawapres di Pilpres 2019 mendatang. Hasilnya, Maret 2019, atau satu bulan sebelum pemilihan, Capres petahana Jokowi-Ma'ruf Amin masih unggul dari sang penantang Prabowo-Sandiaga.

Kendati unggul, namun Roy Morgan mencatat, ada penurunan dukungan untuk Jokowi sebesar 0,5 persen pada survei kali ini.Di survei sebelumnya, yang digelar Februari, dukungan untuk petahana mencapai 56,5 persen.

Sedangkan Prabowo-Sandiaga Uno, justru mengalami kenaikan sebesar 0,5 persen menjadi 43,5 persen di survei bulan ini.

Kendati ada perubahan elektabilitas suara, namun Roy Morgan memprediksi perolehan suara  Jokowi-Ma’ruf hingga masa pencoblosan, 17 April 2019 mendatang masih tergolong aman.

Roy Morgan dalam rilis surveinya menilai, dukungan yang kuat bagi Jokowi dari partai-partai kolasi pendukungannya muttak diperlukan. Terutama dari partai utama pengusungnya, yaitu PDI Perjuangan. Di surveinya saat ini, Roy Morgan menempati PDI Perjuangan sebagai partai dengan elektabilitas tertinggi, yaitu sebesar 39 persen.

Sementara itu, menyusul di bawahnya, yaitu Partai Gerindra yang ,emperoleh suara sebesar 21 persen. Sisanya, 40 persen dukungan tersebar di antara banyak partai yang ikut Pemilu 2019.

Roy Morgan juga menganalisis tentang sebaran dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga. Dalam surveinya, Jokowi masih unggul di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera Utara. Sementara Prabowo, unggul di Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Selatan dan pulau-pulau Sulawesi dan Kalimantan.

Secara keseluruhan, di daerah pedesaan preferensi jelas mendukung Jokowi 63 persen, sementara Prabowo 37 persen.

"Wilayah perkotaan jauh lebih kompetitif berdasarkan kinerja Prabowo yang kuat di ibu kota Jakarta dan sekitarnya di Jawa Barat termasuk Banten," sebut Roy Morgan dalam situs resminya.

Jokowi Kuat di Jawa, Prabowo Sumatera 

Dukungan untuk Jokowi yang terkuat ada di Jawa Tengah dengan memperoleh dua pertiga dukungan: Jokowi 66 persen, Prabowo 34 persen. Dukungan untuk capres petahana bahkan lebih kuat di provinsi tetangga Jawa Timur dan Bali: Jokowi 78 persen dan Prabowo 22 persen.

Jokowi juga memimpin dengan mudah di provinsi Sumatera Utara: Jokowi 58,5 persen. Prabowo 41,5 persen. Padahal pada Pilpres 2014, Prabowo unggul di provinsi ini.

Dukungan untuk penantang Prabowo Subianto, kuat di provinsi-provinsi utama seperti Jawa Barat, Banten, dan ibu kota Jakarta. Prabowo mendapat 52,5 persen, sementara Jokowi 47,5 persen.

Di Sumatera Selatan, Prabowo menang dengan 56,5 persen, sementara Jokowi tertinggal dengan 43,5 persen. Prabowo juga mendapatkan keuntungan di pulau Sulawesi dan Kalimantan. Di pulau Sulawesi, Prabowo 61 persen unggul atas Jokowi yang cuma dapat 39 persen.

"Sementara Prabowo 59,5 persen ungguli Jokowi 40,5 persen, selisih yang signifikan di pulau Kalimantan," Roy Morgan. 

 

Pilihan Berdasarkan Gender

Untuk Gender, Roy Morgan menganalisis, Jokowi kuat di pemilih perempuan, dukungan ini meningkat dari bulan lalu. Dukungan wanita untuk Jokowi telah tumbuh 2 persen hingga 60 persen di bulan Maret dibandingkan dengan Prabowo yang mencapai 40 persen (turun 2%).

Dukungan untuk Jokowi di kalangan laki-laki turun 3 persen menjadi 53,5 persen di bulan Maret sementara dukungan untuk Prabowo naik 3 persen menjadi 46,5 persen.

Dukungan untuk Jokowi adalah yang terkuat di antara orang Indonesia berusia 25-34 tahun.

Menganalisis dukungan untuk setiap kandidat berdasarkan usia menunjukkan Jokowi dengan prospek yang kuat di pemilih berusia 25-34, 35-49, dan lebih dari 50 tahun. Namun, daya tarik Prabowo paling kuat bagi kalangan muda berusia 17-24 tahun.

Usia 17-24 tahun: Jokowi 50% (turun 2% sejak Februari). Prabowo 50% (naik 2%). Usia 25-34 tahun: Jokowi 62% (naik 1,5%). Prabowo 38% (turun 1,5%). Usia 35-49 tahun: Jokowi 56% (turun 1,5%). Prabowo 44% (naik 1,5%). Usia 50+ tahun: Jokowi 57,5% (naik 0,5%). Prabowo 42,5% (turun 0,5%).

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya