Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud Md menyambangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk memantau secara langsung server lembaga penyelenggara Pemilu 2019 tersebut. Dia menyebut, kesalahan input data ditemukan pada masing-masing pasangan capres dan cawapres, baik Jokowi-Ma'ruf maupun Prabowo-Sandi.
"Bukan hanya terjadi dan hanya memenangkan satu paslon. Dua paslon sama-sama mendapat keuntungan dan kerugian dari beberapa kesalahan entri itu. Jadi, tak mungkin itu terstruktur. Kalau terstruktur ini samalah, tapi kalau tidak percaya juga nanti ada forum hukum yang menyelesaikan," kata Mahfud Md di kantor KPU, Rabu (24/4/2019).
Selain itu, Mahfud memastikan server pengelolaan data berada di Kantor KPU, bukan seperti info yang beredar berada di luar negeri.
Advertisement
"Kami tadi melihat sendiri bahwa server pengolahan data itu ada di sini. Bohong kalau dibilang itu ada di Singapura. Orangnya juga Indonesia semua. Enggak ada bule, asingnya. Karena itu masyarakat harus tenang, jangan sampai pemilu ini dirusak hoaks," ujar Mahfud Md.
Mahfud juga menyampaikan tak mungkin ada pemalsuan dokumen seperti C1. Dokumen palsu tak akan bisa diloloskan, karena dipegang oleh sejumlah pihak.
"Enggak mungkin ada pemalsuan-pemalsuan yang bisa lolos, karena apa? Karena form C1 banyak. Paslon punya, KPU punya, TPS punya. Kalau ada yang palsu pasti ketahuan, di situ aja caranya nanti. Jadi, jangan dibuat seakan KPU melakukan rekayasa terstruktur, sistematis dan masif," paparnya.
KPU, kata dia, memiliki data terkait paslon mana yang diuntungkan dan dirugikan dari kesalahan input data tersebut. Karena itulah, dia mengimbau agar semua pihak tetap tenang.
"Oleh sebab itu, tenang-tenang saja. Kalau ada kesalahan disampaikan," ujar Mahfud Md.
Reporter: Hari Ariyanti
Sumber: Merdeka
Kesalahan Input
Sementara itu, KPU memberikan klarifikasi mengenai laporan dan temuan salah input data scan C1 dalam Sistem Informasi Penghitungan (Situng). Pembaruan hingga Rabu (24/4/2019) sore, kesalahan entri data hanya di 105 TPS.
"Kekeliruan entri hanya 105 kali dari 241.366 TPS. Sebanyak 105 kesalahan itu berdasarkan 26 laporan masyarakat dan 79 monitoring internal KPU," kata Komisioner KPU Viryan Azis di Kantor KPU RI, Rabu (24/4/2019).
Viryan menyebut, KPU langsung mengoreksi apabila ditemukan kesalahan input, tapi yang viral justru hanya berita kekeliruan input data saja.
"Berbagai pemberitaan yang viral lebih kepada pemberitaan berulang-ulang terkait hasil keliru entri data," tegas Viryan.
Viryan kembali menegaskan, tidak ada kesengajaan dalam input data, sebab semuanya dapat diketahui publik. "Kalau misalnya ada jajaran kami yang mau melakukan kecurangan ya ininya (C1) diubah dulu dong. Lah kan ini (C1) tidak diubah). Mikir gitu kalau yang mau bilang curang," ucap dia.
Advertisement