Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bandung menyatakan, sebanyak 203 tempat pemungutan suara (TPS) di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bandung berada di zona wilayah rawan bencana, seperti banjir dan tanah longsor.
Ketua KPU Kabupaten Bandung, Agus Baroya menyampaikan, 203 TPS itu tersebar di sembilan kecamatan. Mayoritas TPS yang dinilai rawan banjir berada di Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Cileunyi, Rancaekek, Majalaya.
Baca Juga
Sementara untuk kawasan yang rawan longsor ada di Kecamatan Rancabali, Pangalengan, dan Kertasari.
Advertisement
"Untuk mengantisipasi hal tersebut, kami juga sudah berkoordinasi dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Bandung, karena mereka juga sudah cukup berpengalaman menghadapi bencana di saat pemilu," kata Agus, Selasa (8/12/2020).
"Kalau banjir, antisipasinya BPBD menjemput pemilih dengan perahu, seperti pemilu tahun lalu," imbuhnya.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Bandung telah memberikan imbauan kepada setiap kecamatan agar mengantisipasi terjadinya bencana yang disebabkan cuaca ekstrem. Salah satunya dengan mengungsikan warga jika terjadi hujan lebat.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Akhmad Djohara mengaku telah menyurati jajaran camat di wilayah Kabupaten Bandung rawan bencana hidrometeorologi untuk menyikapi prediksi cuaca ekstrem.
Melalui surat imbaun itu, Akhmad meminta para camat untuk mengungsikan warga yang berada di wilayah rawan longsor, khususnya ketika terjadi hujan lebat. Hal itu diakui sebagai upaya antisipasi.
"Warga harus waspada, ketika hujan besar saya sudah minta tolong kepada aparat pemerintah kewilayahan untuk mengungsikan warga di wilayah yang memang potensi longsornya cukup tinggi supaya tidak terjadi apa-apa," katanya.
"Saya sudah menerbitlan surat imbauan kepada aparatur kewilayahan agar itu disosialisasikan kepada masyarakat terutama yang bermukim di daerah yang berpotensi longsor," tegasnya.
Menurut Akhmad, secara umum kondisi wilayah Kabupaten Bandung dinilai rawan bencana hidrometeorologi baik banjir maupun longsor. Dia menyebut beberapa daerah yang rawan di antaranya Cimenyan, Cilengkrang, Katapang, Margahayu, Solokan Jeruk, Margaasih, Bojongsoang, Pangalengan, Ciwidey dan lainnya.
"Banyak, hampir semua karena kan kita wilayah berbukit-bukit," katanya.
Adapun, jajaran BPBD kini berada di level status siaga. Tentunya, kata Akhmad, status tersebut bisa ditingkatkan sesuai perkembangan kondisi.
"Kita stand by. Kalau ada hal yang darurat lagi kita naik ke tanggap. Jadi, sekarang penetapan statusnya di level siaga," ujarnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Potensi Cuaca 9 Desember 2020
Sementara itu, BMKG Bandung memprediksi hujan lebat dan angin kencang juga berpotensi di tanggal 8 hingga 9 Desember ini. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan bibit siklon tropis yang sempat terpantau di selatan Selat Sunda.
Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Bandung, Yan Firdaus memprediksi, ada potensi angin kencang dan hujan lebat di Bandung Raya dalam beberapa hari ke depan, setidaknya hingga tanggal 8-9 Desember 2020. .
Yan mencatat, sejak tanggal 1 Desember 2020 kecepatan angin di wilayah Bandung mencapai maksimum antara 27-30 kelimoter/jam. Kecepatan itu, kata Yan, sudah termasuk kencang. Dalam catatan normal kecepatan angin hanya dikisaran 22-24 kilometer/jam.
Masyarakat diminta waspada karena kekuatan angin kencang ini. Menurutnya kondisi tersebut bisa berpotensi merobohkan pohon, baliho ataupun atribut lainnya di jalan raya. Selain itu, berpeluang menimbulkan genangan hingga banjir.
"Bibit siklon tersebut terpantau tumbuh pada tanggal 5 Desember 2020 di selatan Selat Sunda atau sekitar 350 kilometer barat daya Jabar. Dengan tekanan bervariasi antara 1.002 - 1.004 hPa," katanya.
Advertisement