Soal Masyarakat Tionghoa Dukung Capres Pilihan Jokowi, Jusuf Hamka: Kapan Gue Pernah Kasih Surat Kuasa ke Hary Tanoe?

Pernyataan Pembina Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Hary Tanoesoedibjo atau yang akrab disapa HT soal pemberian dukungan masyarakat Tionghoa kepada sosok yang didukung Presiden Jokowi di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 17 Mei 2023, 12:04 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2023, 08:29 WIB
Pengusaha Jusuf Hamka di Wihara Dharma Bakti saat Imlek 2023.
Pengusaha Jusuf Hamka di Wihara Dharma Bakti saat Imlek 2023. (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Pernyataan Pembina Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Hary Tanoesoedibjo atau yang akrab disapa HT soal pemberian dukungan masyarakat Tionghoa kepada sosok yang didukung Presiden Jokowi di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Pernyataan Hary Tanoe ini diprotes oleh Jusuf Hamka.

Sebagai salah satu tokoh keturunan Tionghoa, Jusuf Hamka menegaskan pernyataan HT yang mengatasnamakan masyarakat Tionghoa untuk kepentingan dukung mendukung sosok tertentu justru berbahaya. Pasalnya, masyarakat Tionghoa adalah individu merdeka dan tidak pernah memberikan kuasa kepada siapa pun, termasuk untuk HT untuk mewakili pilihannya.

"Saya adalah penggerak pembauran bangsa, sejak tahun 70an bersama Sindhunata dan Yunus Yahya dan hal-hal seperti ini (mengatasnamakan masyarakat Tionghoa untuk kepentingan tertentu) tidak dibolehkan lagi dan tidak dibenarkan lagi," wanti Jusuf Hamka saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (17/5/2023).

"Saya orang Tionghoa dan saya tidak pernah memberi kuasa pada siapa-siapa," tegas pria yang karib disapa Babah Alun ini.

Jusuf Hamka bercerita, belajar dari sejarah masa lalu, sejak pecah tahun 1965 sesepuh orang Tionghoa tidak membenarkan kelompoknya diseret ke ranah politik hanya untuk satu golongan saja. Namun, bila individu dari orang-orang Tionghoa mau berpolitik di partai mana pun hal itu silakan saja dengan catatan tidak mengatasnamakan masyarakat Tionghoa.

"Kita belajar sejarah masa lalu, dimana masyarakat Tionghoa dikumpulkan di dalam satu organisasi kemudian berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Ketika ada masalah, masyarakat Tionghoa dihabisi, bahkan sampai pontang-panting karena semua masyarakat Tionghoa dianggap bagian dari masalah itu," cerita dia.

Jangan Bawa Klaim Sepihak Masyarakat Tionghoa

Jusuf Hamka mewanti-wanti agar tidak membawa klaim sepihak masyarakat Tionghoa yang dikaitkan dengan urusan dukung mendukung calon tertentu di Pilpres 2024. Bahkan, dirinya sudah berkomunikasi dengan Ketua Umum PSMTI Wilianto untuk mengonfirmasi pernyataan HT yang disampaikan di Istana Negara Jakarta usai bertemu Presiden Jokowi.

"Kebeneran, saya sudah bicara dengan dia (Ketua Umum PSMTI Wilianto) kemarin Selasa jam empat seperempat. Dia bilang tidak pernah memberi kuasa ke HT untuk mewakili PSMTI mendukung Pak Jokowi punya pilihan atas nama masyarakat Tionghoa atau pun PSMTI," tegas Jusuf Hamka.

"Kapan gue pernah kasih surat kuasa ke lo (HT) untuk mewakili gue?!," heran dia.

Jusuf Hamka berharap, dengan pernyataan ini publik secara umum bisa mengerti bahwa masyarakat Tionghoa tidak pernah memberi kuasa ke HT urusan sosok yang didukung Jokowi di Pilpres 2024.

"Sebagai masyarakat Tionghoa saya tidak pernah memberikan kuasa kepada HT. Bohong besar, tidak pernah saya memberikan kuasa kepada HT untuk mewakili saya," ungkap dia.

Hormat dan Sayang kepada Jokowi

Jusuf Hamka memastikan, sebagai bagian dari individu masyarakat Tionghoa, dirinya mengaku hormat, sayang dan cinta kepada Presiden Jokowi. Dia mengakui, kinerja selama memimpin Indonesia dua periode mencatatkan rekam jejak yang baik.

Namun demikian, hal itu tidak serta merta membuat dukungan membabi-buta terhadap sosok yang didukung olehnya di Pilpres 2024.

"Bukan berarti yang dipilih Pak Jokowi kami akan ikut, tapi kalau Pak Jokowi nyalon lagi, Insya Allah kami ikut," canda Jusuf Hamka menutup.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya