Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Survei Risetindo Barometer merilis hasil survei internal Partai Buruh berbasis pemilih buruh dan pekerja. Hasilnya, Partai Buruh di Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 diprediksi meraih 4,8 persen suara nasional.
Dengan begitu, Partai Buruh lolos ambang batas parlemen 4 persen dan bisa menempatkan wakilnya di DPR RI. Hal tersebut diungkap Direktur Risetindo Asep Saefudin.
Baca Juga
Survei: Tri Adhianto-Abdul Harris Bobihoe Unggul di Kalangan Milenial dan Gen Z Jelang Pilkada Kota Bekasi 2024
Dekati Pencoblosan, Survei: Tonny Uloli-Marten Taha Ungguli 3 Paslon Lain di Pilgub Gorontalo 2024
Jelang Pencoblosan, Survei Pilkada Kaltim 2024: Rudy Mas'ud-Seno Aji Ungguli Petahana Isran Noor-Hadi Mulyadi
"Jika Pemilu dilakukan hari ini, maka hampir bisa dipastikan Partai Buruh lolos Parlementary Threshold 4 persen, dengan elektabilitas Partai Buruh sebesar 4,778 persen, dari pemilih buruh dan keluarganya," ujar Asep saat merilis hasil survei di kantor Exco Pusat Partai Buruh, Pondok Gede, Jakarta yang disampaikan melalui keterangan tertulis, Rabu (3/1/2024).
Advertisement
Asep menjelaskan, dominasi kelompok pekerja atau buruh memilih Partai Buruh, karena mereka memiliki harapan besar terhadap Partai Buruh dalam memperjuangkan aspirasinya. Misalnya, kata dia, soal upah yang layak, lapangan pekerjaan, dan uang pesangon yang layak.
Termasuk, menurut Asep, dianggap konsisten memberantas korupsi, menghapus outsourching, memperjuangkan jaminan sosial, penolakan sistem karyawan kontrak, hingga bisa menjaga stabilitas harga barang.
"Buruh atau pekerja mengungkapkan Partai Buruh adalah partai yang paling keras menolak UU Cipta Kerja Omnibus Law dengan perolehan angka 57,3 persen. Dan partai yang paling peduli memperjuangkan nasib kaum buruh, petani dan masyarakat kecil sebesar 65,7 persen," beber dia.
Selanjutnya, sambung Asep, survei membuktikan, buruh atau pekerja merasa puas terhadap peran serikat buruh dan petani yang merupakan pendiri Partai Buruh dalam memperjuangkan hak mereka.
"Menariknya, sebanyak 90,7 persen responden menggantungkan harapan terhadap caleg dari Partai Buruh. Mereka setuju bahwa buruh atau pekerja harus memilih caleg dari Partai Buruh," terang Asep.
Pilpres Bisa Berlangsung Dua Putaran
Asep menjabarkan, terkait Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024, hasil survei internal Partai Buruh menunjukkan dengan tanpa menyebut nama.
"Kandidat tertinggi memperoleh elektabilitas sebesar 46 persen. Sehingga, berpeluang terjadi 2 putaran karena belum ada yang melebihi elektabilitas 50 persen," ucap dia.
Dengan demikian, lanjut Asep, Partai Buruh belum memutuskan dukungan terhadap pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) di putaran pertama.
"Besar kemungkinan, Partai Buruh akan memutuskan dukungannya di putaran kedua," jelas dia.
Advertisement
Survei yang Dilakukan
Diketahui, hasil survei internal Partai Buruh ini dilakukan dengan jumlah sample sebanyak 2400 responden yang menyebar proporsional di 38 Provinsi, mewakili 393 Kabupaten atau Kota.
Survei digelar medio November-Desember 2023, dengan Margin of Error (MoE) sebesar 2.00 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Sementara itu, Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyambut baik hasil survei internal ini. Bahkan, hasil ini mematahkan beragam survei yang menempatkan partainya dengan elektabilitas nol persen.
"Survei yang beredar itu tidak proporsional dalam menempatkan kelompok buruh untuk dijadikan responden. Nah, di survei ala Partai Buruh ini, menjadikan seluruh respondennya adalah kelompok buruh," kata Iqbal.
Diyakininya, kehadiran partainya di Pemilu 2024 menjadi kejutan alias turbulensi politik. Yaitu, fenomena partai baru yang bisa langsung masuk Senayan di Pemilu perdananya.
"Buruh formal itu jumlahnya 8 jutaan. Ini yang tidak terpotret. Ini akan menjadi kejutan karena lembaga survei itu tidak melihat kekuatan buruh yang berserikat," kata Iqbal.
Menurutnya, kejutan dari kaum buruh ini sempat terjadi di Pemilu Spanyol dan Brazil. Partai Buruh di kedua negara ini selalui dirilis lembaga survei meraih nol persen. Namun, bisa masuk ke parlemen karena lembaga survei tidak menghitung kekuatan buruh formal dan kelompok kiri.
"Insya Allah akan terjadi turbulensi politik, partai orang kecil lolos ke DPR. Partai Buruh bukanlah partai bermodal besar dan tidak memiliki jejaring media. Ini adalah partai miskin yang hidup dari iuran anggotanya sendiri. Kelakarnya, partai ini dipopulerkan dari mulut ke mulut. “Kita partainya mulut dan zoom," jelas Iqbal.