Baliho Ganjar-Mahfud Dicopot saat Jokowi ke Bali, Sekjen PDIP: Politik Diskriminasi

Hasto menegaskan, penurunan baliho Ganjar-Mahfud di Bali mencederai keadilan, lantaran tidak mencerminkan jalannya demokrasi yang baik.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 02 Nov 2023, 07:55 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2023, 07:55 WIB
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Dia menyatakan, Rakernas IV PDIP pada Minggu (1/10/2023) akan membahas pemenangan nasional bakal capres Ganjar Pranowo
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Dia menyatakan, Rakernas IV PDIP pada Minggu (1/10/2023) akan membahas pemenangan nasional bakal capres Ganjar Pranowo. (Liputan6.com/ Delvira Hutabarat)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyinggung soal adanya politik diskriminasi usai petugas Satpol PP Bali mencabut bendera PDIP dan baliho Ganjar Pranowo-Mahfud Md menjelang kunjungan kerja Presiden Jokowi di Gianyar, pada Selasa (31/10/2023).

"Sebelumnya Bapak Presiden mengumpulkan para Pj kemudian memberikan berbagai arahan bahwa seluruh Penjabat Gubernur dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Tetapi terjadi kejadian yang menurut kami tidak perlu dilakukan, karena terjadinya politik diskriminasi," kata Hasto pada wartawan, Kamis (2/11/2023).

Hasto menegaskan, penurunan baliho Ganjar-Mahfud di Bali mencederai keadilan, lantaran tidak mencerminkan jalannya demokrasi yang baik.

"Demokrasi yang dihargai dengan hak untuk menyampaikan ekspresi melalui pemasangan bendera-bendera partai politik yang sudah ditetapkan dalam pemilu, kemudian baliho termasuk dari Pak Ganjar, Prof Mahfud yang diturunkan itu mencederai keadilan. Itu tidak bisa dilakukan dalam iklim demokrasi yang baik," ujarnya.

Apalagi, kata Hasto, muncul atribut partai lain usai baliho dan atribut PDIP diturunkan. Hal itu menurutnya wajar bila memunculkan kecurgaan.

"Masyarakat yang kemudian menyuarakan bahwa dengan penurunan baliho PDIP sepihak kemudian muncul atribut-atribut secara masif dari partai lain itu kan kemudian menimbulkan kecurigaan," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bali Adalah Kandang Banteng

Baliho Ganjar-Mahfud digusur saat kunjungan Jokowi di Gianyar Bali. (Istimewa)
Baliho Ganjar-Mahfud digusur saat kunjungan Jokowi di Gianyar Bali. (Istimewa)

Sebelummya, Ketua DPP PDIP Komarudin Watubun mengingatkan bahwa Bali adalah kandang Banteng.

“Kita tau Bali sarangnya banteng, kandangnya banteng. Jadi kalau sampai ada yg berani melakukan tindakan begitu itu mereka harus segera melakukan investigasi kebawah. Saya bisa melihat kebawah sebagai sebuah provokator masa kadang orang bisa berani sekeras itu,” kata Komar di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (31/10/2023).

Komarudin mengingatkan apabila pihaknya diganggu maka bisa membalas secara brutal.

“Banteng jangan diganggu, banteng kalaua diam jangan diganggu, karena kalau dia bangun dia brutal itu banteng. Jadi banteng gak ada itu cengeng-cengeng. Iru banteng itu cuma kalo diam jangan diganggu itu berbahaya,” kata dia.


Kepentingan Kelompok Harus Dibatasi

Menurut Komarudin, urusan pribadi atau kelompok seharusnya dibatasi dalam Pemilu agar pesta demokrasi berjalan lancar.

“Kita harus berdoa supaya semua proses semua kepentingan semua urusan pribadi kelompok di batasi supaya pemilih ini berjalan dengan baik,” pungkasnya.

Infografis Curhat PDIP Ditinggal Jokowi dan Keluarga
Infografis Curhat PDIP Ditinggal Jokowi dan Keluarga (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya