Liputan6.com, Jakarta Sebutan gemoy yang melekat pada calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto menjelang pemilihan presiden (pilpres) 2024 mendapat tanggapan positif dari sejumlah pihak. Salah satunya datang dari Koordinator Pergerakan Milenial Nusantara (Permana) Wildan Ghozy Fawwaz.
Menurutnya, sebutan gemoy yang berarti menggemaskan untuk Prabowo Subianto merupakan bukti kecintaan dari para pendukungnya untuk sosok pemimpin yang diidolakan selama ini.
Baca Juga
"Anak muda itu suka terhadap pemimpin yang berwibawa seperti Pak Prabowo, tapi juga punya selera humor tinggi dan santuy. Karena politik jangan melulu soal ketengangan yang dikedepankan, namun kebersamaan terus rawat. Ini terlihat dari sikap Pak Prabowo yang segemoy dan menganggap semua kawan maupun lawan adalah keluarga,” ujar Wildan kepada media di Jakarta, Selasa (28/11/2023).
Advertisement
"Saya rasa buka hanya soal gemoy yang ada pada diri Pak Prabowo, tapi visi, misi, dan program saya rasa unggul dari kandidat lain,” tambahnya.
Wildan yang juga Wakil Presiden Mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Ahmad Dahlan Jakarta (2020-2021) turut menyentil Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang merasa prihatin soal istilah gemoy yang dianggap menjadi sekadar gimik politik dalam memenangkan pemilihan umum (Pemilu) 2024.
"Cara PKS seperti ini yang tidak sehat, harusnya mereka fokus kerja politiknya saja, tak perlu urus kandidat lain yang sudah mapan dan bermartabat dalam berpolitik, jangan seperti jagoannya yang hanya lips sevice, dan membabi buata hantam sana hantam sini, itu tidak baik dalam berdemokrasi,” tegasnya.
Wildan mengatakan, PKS dan koalisinya mulai menunjukkan kepanikan terhadap elektabilitas calon diusungnya yang masih rendah dan kalah jauh dari Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dari berbagai survei terakhir.
Berdasarkan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengungguli Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Survei ini diambil pada 6-13 November 2023 dengan 1.200 responden. Dengan rincian Prabowo-Gibran 40,3 persen, Ganjar-Mahfud 28,6 persen, Anies-Muhaimin 20,3 persen dan Belum memilih 10,8 persen.
Selanjutnya Survei SPIN yang digelar pada 1-10 November 2023 dengan melibatkan 2.178 responden yang dipilih secara acak di 38 provinsi. Berikut hasilnya Prabowo-Gibran 43 persen, Ganjar-Mahfud 26,1 persen, Anies-Imin 22,7 persen, Tidak tahu/tidak menjawab 6,2 persen.
Kemudian, hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukan, elektabilitas capres Prabowo Subianto paling tinggi di antara calon lain. Hal ini terungkap dalam temuan survei tatap muka nasional yang dilakukan pada 27 Oktober sampai dengan 1 November 2023 perihal _top of mind_ pemilihan presiden. Dengan rincian Prabowo Subianto 33,2 persen, Ganjar Pranowo 22,1 persen, dan Anies Rasyid Baswedan 19,9 persen.
"Mari hadapi kontestasi Pilpres 2024 dengan penuh sukacita, optimisme, dan hindari sifat dengki yang dapat memecah belah bangsa," ucap Wildan
Tidak Didesain, Muncul Organik
Wildan juga turut mengapresiasi sikap santai Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Rosan Perkasa Roeslani yang menanggapi enteng sindiran PKS yang menyebut narasi politik gemoy tidak sehat.
"Salut dengan sikap keteladanan dari Ketua TKN Prabowo-Gibran yang memperlihatkan kedewasaan dalam berdemokrasi, dengan tetap menunjukkan kesantunan terhadap pihak-pihak yang menyerangnya,” jelas Wildan.
Diberitakan sebelumnya, Rosan menyebut, ide penggunaan narasi gemoy tidak digagas oleh TKN Prabowo-Gibran, tetapi muncul secara organik di masyarakat. Roslan enggan menanggapi lebih lanjut terkait sindiran politik gemoy dari PKS.
Ia hanya mengatakan Prabowo selalu berpesan agar menyebarkan pesan positif, transparan, dan fokus pada aspirasi anak muda.
"Ya kalau kita kan orang ada pandangan lain ya monggo saja silakan, negara demokrasi ya kan, silakan saja," kata Rosan, di Sekretariat TKN Pemilih Muda Prabowo-Gibran, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (26/11/2023).
Menurut Rosan, sejak dulu sampai saat ini pihaknya tidak pernah menyebarkan berita bohong maupun mendefinisikan pasangan calon (paslon) presiden dan calon wakil presiden lain. "Sekarang, dan saya yakinkan ke depannya kita tidak akan memberikan sesuatu yang hoaks dan black campaign atau menjelekkan paslon lain," ujar Rosan.
Advertisement