Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto saat ini dikenal dengan gimmick 'gemoy'. Bahkan saat mendapatkan nomor urut dua dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024, Calon Wakil Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka langsung mengangkat infraboard bertulisan 'gemoy' sambil melambaikan dua jari.
Gimmick gemoy yang kini melekat pada Prabowo Subianto pun ditanggapi oleh sejumlah pihak. Sebab, inisiatif Kang Dedi Mulyadi menggelar lomba joget 'Bapak Gemoy' di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu dinilai cukup efektif mendongkrak elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang maju dalam Pilpres 2024 nanti.
Baca Juga
Hal itu diungkapkan Peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Toto Izul Fatah. Dia menilai lomba joget Gemoy merupakan cara cerdas dalam berpolitik.
Advertisement
Menurut Toto, cara tersebut bukan hanya bisa menaikan elektabilitas pasangan tersebut, tapi juga bisa meredam suhu panas politik nasional.
"Lomba joget seperti ini sangat potensial disukai segmen pemilih muda yang semakin meningkat jumlahnya. Ini cara cerdas dongkrak elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran," ujar Toto di Kabupaten Subang, Senin 27 November 2023.
Berbeda, Koordinator Pergerakan Milenial Nusantara (Permana) Wildan Ghozy Fawwaz mengatakan, sebutan gemoy yang berarti menggemaskan untuk Prabowo Subianto merupakan bukti kecintaan dari para pendukungnya untuk sosok pemimpin yang diidolakan selama ini.
"Anak muda itu suka terhadap pemimpin yang berwibawa seperti Pak Prabowo, tapi juga punya selera humor tinggi dan santuy. Karena politik jangan melulu soal ketengangan yang dikedepankan, namun kebersamaan terus rawat. Ini terlihat dari sikap Pak Prabowo yang segemoy dan menganggap semua kawan maupun lawan adalah keluarga," kata Wildan.
Senada, Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menilai gimmick politik lebih baik dilakukan peserta Pilpres 2024 daripada menyerang pasangan calon (paslon) lain.
"Biasa (soal gimmick). Saya kira itu lebih baik daripada mencari kesalahan kompetitor," ujar Cak Imin, melansir Antara, Jumat (1/12/2023).
Berikut sederet respons sejumlah pihak terkait capres Prabowo Subianto yang kini melekat dengan gimmick gemoy dihimpun Liputan6.com:
1. Peneliti LSI Denny JA Sebut Gemoy Efektif Dongkrak Elektabilitas Prabowo
Inisiatif Kang Dedi Mulyadi menggelar lomba joget 'Bapak Gemoy' di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu dinilai cukup efektif mendongkrak elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang maju dalam Pilpres 2024 nanti.
Hal itu diungkapkan Peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Toto Izul Fatah, belum lama ini. Ia menilai lomba joget Gemoy merupakan cara cerdas dalam berpolitik. Menurutnya, cara tersebut bukan hanya bisa menaikan elektabilitas pasangan tersebut, tapi juga bisa meredam suhu panas politik nasional.
"Lomba joget seperti ini sangat potensial disukai segmen pemilih muda yang semakin meningkat jumlahnya. Ini cara cerdas dongkrak elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran," ujar Toto di Kabupaten Subang, Senin 27 November 2023.
Apalagi, lanjut Toto, dalam kegiatan tersebut terdapat pesan moral yang sangat kuat tentang politik riang gembira dengan tidak mengumbar cacian, hinaan dan fitnah. Inilah juga yang membedakan Prabowo hari ini dengan Prabowo di Pilpres 2019 lalu.
"Seperti yang terpotret di survei LSI Denny JA, Prabowo hari ini memiliki dua keunggulan personal. Yaitu, sosok yang dipersepsi strong leader. Di sisi lain, sekaligus figur yang mulai kuat aspek humanisnya," jelas dia.
Karena itulah, Toto berpendapat, Prabowo ini sebenarnya sedang mengamalkan jurus komunikasi profetik. Tidak menghujat, tidak mencaci, tidak menghina, apalagi memfitnah. Justru, Prabowo terlihat sangat ikhlas menerima cacian, hinaan dan fitnah, tanpa melakukan balasan yang sama.
"Dia terlihat bukan tipe politisi pendendam. Dia juga politisi yang tulus berjuang. Tidak pernah menyerang. Dan dia lebih memilih diam ketimbang melayani serangan, termasuk fitnah," tambah dia.
Seperti diketahui, pada Sabtu malam 25 November 2023, Kang Dedi Mulyadi menggelar lomba joget ala 'Bapak Gemoy' di kediamannya. Sedikitnya, ada 500 peserta dari berbagai daerah di Pulau Jawa yang turut serta dalam kegiatan tersebut.
Advertisement
2. PKS Sebut Gimmick Politik 'Gemoy' Prabowo Tidak Sehat
Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman menyinggung soal gimmick 'gemoy' yang saat ini diasosiasikan kepada capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.
Hal itu disampaikan Sohibul dalam sambutannya di acara Kick Off Kampanye Nasional PKS di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Minggu 26 November 2023.
Sohibul mengaku prihatin dengan gimmick politik 'gemoy' yang dilancarkan kubu Prabowo-Gibran. Menurutnya, gimik seperti itu seharusnya tidak dilakukan, karena tidak sehat bagi demokrasi yang mengedepankan visi misi dan program bagi rakyat.
"Saya sangat prihatin, untuk memenangkan demokrasi, persaingan demokrasi ini sekarang lebih banyak gimmick-nya," ujar Sohibul.
"Sekarang ada istilah gemoy, santuy, seakan-akan yang bisa memimpin negeri ini adalah mereka yang gemoy gemoy atau gemoy saya enggak tahu juga itu, bib apa bib? Gemoy apa gemoy? Gemoy atau santuy ini tentu sesuatu yang tidak sehat," ucap Sohibul.
3. Koordinator Permana Sebut Tudingan Politik Gemoy Tak Sehat Bentuk Kepanikan
Sebutan gemoy yang melekat pada calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto menjelang pemilihan presiden (pilpres) 2024 mendapat tanggapan positif dari sejumlah pihak. Salah satunya datang dari Koordinator Pergerakan Milenial Nusantara (Permana) Wildan Ghozy Fawwaz.
Menurutnya, sebutan gemoy yang berarti menggemaskan untuk Prabowo Subianto merupakan bukti kecintaan dari para pendukungnya untuk sosok pemimpin yang diidolakan selama ini.
"Anak muda itu suka terhadap pemimpin yang berwibawa seperti Pak Prabowo, tapi juga punya selera humor tinggi dan santuy. Karena politik jangan melulu soal ketengangan yang dikedepankan, namun kebersamaan terus rawat. Ini terlihat dari sikap Pak Prabowo yang segemoy dan menganggap semua kawan maupun lawan adalah keluarga,” ujar Wildan kepada media di Jakarta, Selasa 28 November 2023.
"Saya rasa buka hanya soal gemoy yang ada pada diri Pak Prabowo, tapi visi, misi, dan program saya rasa unggul dari kandidat lain,” tambahnya.
Wildan yang juga Wakil Presiden Mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Ahmad Dahlan Jakarta (2020-2021) turut menyentil Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang merasa prihatin soal istilah gemoy yang dianggap menjadi sekadar gimik politik dalam memenangkan pemilihan umum (Pemilu) 2024.
"Cara PKS seperti ini yang tidak sehat, harusnya mereka fokus kerja politiknya saja, tak perlu urus kandidat lain yang sudah mapan dan bermartabat dalam berpolitik, jangan seperti jagoannya yang hanya lips sevice, dan membabi buata hantam sana hantam sini, itu tidak baik dalam berdemokrasi,” tegasnya.
Wildan mengatakan, PKS dan koalisinya mulai menunjukkan kepanikan terhadap elektabilitas calon diusungnya yang masih rendah dan kalah jauh dari Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dari berbagai survei terakhir.
Advertisement
4. Cak Imin Tak Masalah Soal Gimmick Politik Gemoy Prabowo
Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menilai gimmick politik lebih baik dilakukan peserta Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 daripada menyerang pasangan calon (paslon) lain.
Cak Imin justru menekankan bahwa lebih baik para paslon Pilpres 2024 menonjolkan keunggulannya masing-masing. Hal itu disampaikannya saat blusukan di Chinatown, Glodok, Jakarta Barat, Jakarta, Kamis 30 November 2023.
"Biasa (soal gimmick). Saya kira itu lebih baik daripada mencari kesalahan kompetitor," ujar Cak Imin, melansir Antara, Jumat (1/12/2023).
Dia menilai, setiap paslon capres-cawapres peserta Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 harus lebih menunjukkan keunggulan masing-masing dalam mengadu gagasan, visi, dan misi guna meraih suara rakyat.
"Lebih baik kami saling menunjukkan keunggulan masing-masing," jelas Cak Imin.
5. Ganjar Sebut Pemilih Pemula Lebih Suka Gimmick Ketimbang Visi dan Misi
Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengaku menghormati gimik (gimmick) yang dilakukan oleh pasangan capres-cawapres lain.
Namun, dia menyebut, anak-anak muda saat ini harus diberi edukasi bahwa politik itu tidak semata gimmick melainkan visi, misi dan program nyata yang ditawarkan.
"Saya menghormati gimik orang, tapi hari ini anak-anak muda mesti diedukasi," kata Ganjar Pranowo saat diwawancarai di Kantor Dewan Pers, Jakarta, Kamis 30 November 2023.
Lebih lanjut, politikus PDIP itu menyebut anak-anak muda tidak semuanya menyukai gimik. Akan tetapi, Ganjar berharap agar pemimpin bangsa Indonesia memberikan fasilitas yang dibutuhkan oleh anak-anak muda.
"Saya baca siapa Mbak Okky Madasari, dia menyampaikan kami anak muda tersinggung kalau sekadar dikasih gimik. Maka perlu pencerdasan edukasi politik berdasarkan apa programnya untuk anak muda. Ketika saya ketemu anak muda, tidak semua anak muda suka gimik kok," ujar Ganjar.
Menurut capres yang diusung PDIP, PPP, Perindo dan Hanura itu, anak-anak muda juga banyak yang ingin program riil dari para kandidat bukan sekadar melemparkan gimik politik untuk menarik simpati.
"Mereka pingin ekonomi kreatif yang saya punyai. Anda bisa fasilitasi enggak ya. Apakah anda kemudian bisa hadirkan creative hub untuk saya apa enggak ya. Apakah IP yang saya miliki bisa dijaminkan bank. Itu anak muda jadi boleh pakai gimik, tapi jangan menghilangkan substansi," ucap Ganjar.
Advertisement