Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden (capres) nomor urut tiga Ganjar Pranowo menghadiri acara pertemuan dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat di Kendari, Sulawesi Tenggara. Dalam kesempatan itu, dia menyatakan siap membenahi Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dinilai menyulitkan warga.
Awalnya, salah seorang perwakilan ibu-ibu atas nama Very meminta Ganjar Pranowo dapat menyiapkan sesuatu yang digratiskan untuk rakyat. Mantan Gubernur Jawa Tengah itu pun menanyakan balik apa yang sebenarnya dibutuhkan warga.
Baca Juga
“Menurut ibu-ibu, sekarang yang berat apa?,” tanya Ganjar di Kendari, Sulawesi Tenggara, Minggu (3/12/2023).
Advertisement
“Yang berat itu bantuan modal kayanya pak,” jawab Very.
Menurut Very, banyak para ibu di Kendari yang memiliki potensi membuka usaha, namun terhambat karena modal. Sebenarnya, ada banyak koperasi, hanya saja baru sehari meminjam malah harus sudah mengembalikan esok harinya dengan bunga tinggi.
“Pernah ambil KUR? Kan bunganya rendah,” kata Ganjar.
“Tapi jaminnnya ada Pak, kan tidak imbang Pak kalau kita ambil Rp5 juta harus pakai jaminan sertifikat rumah. Itu sangat tidak layak,” jawab Very.
Skema Kredit Khusus
Menurut Ganjar, hal yang disampaikan Ibu Very turut menjadi sorotannya. Adapun terkait hal yang digratiskan, masih mencakup soal Bantuan Langsung Tunai (BLT).
“Buat mereka yang membutuhkan, BLT masih penting, karena mereka yang berada di garis kemiskinan dan maaf mungkin tidak ada pemasukan lagi, negara wajib memberikan itu. Kesehatan harus, pendidikan, tidak hanya 9 tahun, sekarang sudah naik ke 12 tahun, lalu ini kredit ini Ibu, bagus,” ungkapnya.
Ganjar sendiri mengaku pernah membuat skema kredit khusus untuk perempuan saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Dia pun akan memperhatikan pembenahan fasilitas KUR yang menyalahi aturan.
“Masa pinjam Rp5 juta harus pakai jaminan. Itu yang salah bank-nya, itu kalau bank-nya di bawah saya, langsung ganti pimpinannya. Karena KUR sebetulnya tidak perlu agunan. Ini praktik-praktik yang ada,” Ganjar menandaskan.
Advertisement