Liputan6.com, Jakarta Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengumpulkan sejumlah aktivis 98 jelang debat capres-cawapres yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Selasa (12/12/2023).
Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, mengatakan dikumpulkannya aktivis 98 ini berkaitan dengan tema dari debat pilpres 2024 perdana yang salah satu topiknya adalah hak asasi manusia (HAM).
Baca Juga
"Yang pertama adalah menyangkut tentang topik masalah hukum. Kedua adalah menyangkut hak asasi manusia. Nomor 3 pencegahan dan pemberantasan korupsi. Yang nomor 4 pemerintahan. Yang nomor 5 penguatan demokrasi. Yang nomor 6 penanganan disinformasi dan kerukunan warga," kata Nusron dalam jumpa pers di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (11/12/2023).
Advertisement
Dalam jumpa pers tersebut, hadir sejumlah aktivis 98 yang juga pendukung Prabowo-Gibran yaitu Budiman Sudjatmiko, Andi Arief, hingga Agus Jabo.
Selain aktivis 98, ada pula pegiat antikorupsi Irma Hutabarat, pegiat HAM Natalius Pigai, dan aktivis NGO Rachland Nashidik.
"Pasti akan muncul pertanyaan karena setiap 5 tahun sekali setiap Pak Prabowo ikut pilpres dikaitkan dengan masa lalu Pak Prabowo. Hubungan masa lalu Pak Prabowo dengan Pak Budiman Sudjatmiko," kata Nusron.
"Sebelah kiri Budiman adalah Irma Hutabarat, salah satu aktivis pegiat antikorupsi dan salah satu pendiri ICW. Ada Andi Arief, korban penculikan tahun itu, sama-sama Budiman di sampingnya," sambung Nusron.
Nusron menegaskan, masa lalu Prabowo yang selalu dikaitkan dengan isu HAM sudah terselesaikan dengan baik. Sehingga, sudah tidak relevan lagi jika terus dikait-kaitkan, apalagi setiap menjelang pemilu.
"Karena setiap momen debat apalagi isu domokratisasi, HAM, itu selalu dikaitkan dengan problem masa lalu yang sudah terkubur dengan baik, dan sudah selesai dengan baik terhadap berbagai tokoh, salah satunya Pak Prabowo Subianto," kata Nusron.
Aktivis 98 Dukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024
Sebelumnya, sejumlah aktivis yang tergabung dalam aktivis 98 untuk Prabowo-Gibran berkumpul menggelar sarasehan dan konferensi pers di kantor Rampai Nusantara, Jakarta.
Hasil dari sarasehan eks aktivis yang menjadi saksi sejarah dalam peristiwa reformasi tersebut sepakat menolak fitnah dan hoaks dalam gelaran pilpres 2024 mendatang.
"Pemilu 2024 khususnya dalam kontestasi pilpres hendaknya dapat dijalankan dengan penuh riang gembira tanpa saling menghujat, menyebarkan ujaran kebencian dan kemarahan sesama anak bangsa," tegas Mardiansyah saat membacakan sikap hasil sarasehan aktivis 98 untuk Prabowo-Gibran.
Pria yang akrab disapa Semar dan beberapa aktivis 98 itu juga menolak narasi adanya neo orde baru yang menurutnya menjelang pilpres sengaja diembuskan oleh beberapa pihak.
"Pernyataan pihak-pihak tertentu terkait neo orde baru merupakan sesuatu yang berlebihan dan tidak masuk akal karena dimasa presiden Jokowi justru kebebasan berpendapat diberikan ruang sebagaimana mestinya dan jauh dari sikap otorotarian," tambah Semar.
Selanjutnya, aktivis 98 untuk Prabowo-Gibran juga menegaskan cita-cita reformasi yang mereka perjuangkan masih dalam jalur yang sesuai dibawah kepemimpinan presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Nilai-nilai reformasi masih terjaga dengan sangat balik, korupsi dan nepotisme terus diperangi pemerintah Jokowi dengan sepenuh hati sehingga adanya isu nepotisme yang mewarnai proses tahapan pilpres sungguh tidak patut dibenarkan," lanjut Semar yang juga ketua umum Rampai Nusantara.
Advertisement
Aktivis 98 Sebut Isu HAM Terus Didaur Ulang untuk Memojokkan Prabowo Subianto
Selain itu, mereka juga menolak isu penculikan aktivis 98 terus didaur ulang untuk memojokkan Prabowo Subianto di setiap ajang pilpres.
"Penculikan aktivis dan pelanggaran HAM isunya akan selalu saja ada di setiap kontestasi pilpres yang diikuti oleh Prabowo Subianto, walau sebenarnya dibanyak kesempatan hal ini sudah berkali-kali diberikan penjelasan karena itu sangat diyakini isu. Ini hanya digunakan untuk kepentingan politik semata dari kubu yang berlawanan," tegas Semar.
Diakhir poin pernyataan sikap eks aktivis 98 tersebut juga mengajak semua peserta pilpres untuk dapat bertarung secara gagasan.
"Mengajak semua peserta pilpres untuk dapat bertarung secara gagasan bukan mengedepankan perasaan dramatis yang tidak ada manfaatnya sama sekali," pungkasnya.
Hadir dalam acara itu di antaranya, Mardiansyah Semar, Ridwan, Mangapul Silalahi, Fernando Duling, Iwan Kurniawan, Sulaiman Haikal dan Laode Kamaludin.