Cagub Dedi Mulyadi Rencanakan Sejumlah Penataan untuk Depok

Dedi Mulyadi mengatakan, Kota Depok perlu dilakukan pembenahan permasalahan kebersihan, salah satunya sampah.

oleh Dicky Agung Prihanto diperbarui 19 Sep 2024, 10:26 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2024, 10:26 WIB
Calon Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat menyapa warga di lapangan Banjaran Pucung, Tapos, Depok.
Calon Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat menyapa warga di lapangan Banjaran Pucung, Tapos, Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi berusaha meminta dukungan warga Depok untuk memenangkan Pemilihan Gubernur Jawa Barat. Apabila terpilih, Dedi akan melakukan sejumlah penataan Kota Depok menjadi lebih baik.

Dedi Mulyadi mengatakan, Kota Depok perlu dilakukan pembenahan permasalahan kebersihan, salah satunya sampah. Menurutnya, sampah menjadi problem yang harus dilakukan di Kota Depok dengan melakukan sejumlah upaya.

“Saya sudah sampaikan bahwa sampah itu problem, sehingga pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah harus dilakukan,” ujar Dedi kepada Liputan6.com, Rabu (18/9/2024) malam.

Dedi menjelaskan, pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah harus dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Pemerintah Kota Depok, dan Pemerintah Pusat melalui Kementerian lingkungan hidup. Selain itu, Kota Depok terjadi lonjakan penduduk.

“Mungkin tadi salah satu sampel, kelahiran sangat banyak, tidak terkendali,” jelas Dedi.

Dedi melihat, fenomena tersebut banyak menimpa warga berpenghasilan ekonomi rendah.

“Mereka sudah ekonominya rendah, pekerjaannya serabutan, anaknya banyak, ini kan problem yang harus diselesaikan dan itu perlu ketelatenan,” kata Dedi.

Menurutnya diperlukan pembuatan komitmen bagi penduduk yang anaknya sudah berlebihan, namun Dedi tidak menjelaskan secara detail terkait komitmen tersebut.

“Bayangin saja, sudah rumahnya sempit atau kontrakannya sempit, ditambah jumlah anak yang banyak, pendapatan yang kadang ada kadang enggak, sehingga dalam jangka panjang jumlah pengamen akan semakin banyak, peminta-minta akan semakin banyak, ini problem yang harus diselesaikan,” ungkap Dedi.

 

Kebahagiaan Warga

Calon Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat menyapa warga di lapangan Banjaran Pucung, Tapos, Depok.
Calon Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat menyapa warga di lapangan Banjaran Pucung, Tapos, Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Begitupun pada sisi kebahagiaan, lanjut Dedi, kebahagiaan warga dan tingkat keberhasilan warga dinilai kurang mendapatkan dukungan. Bahkan, hiburan hanya dapat dinikmati orang kaya dalam bentuk liburan ke puncak hingga Ciater.

“Saya lihat orang Depok banyak banget itu (liburan ke Ciater), saya lihat banyak sekali fasilitas air, di sini banyak danau-danau itu bisa dirubah menjadi taman rekreasi warga,” terang Dedi.

Tidak sampai disitu, lanjut Dedi, Kota Depok membutuhkan ruang terbuka dan peningkatan fasilitas jalan. Selain itu dibutuhkan tata infrastruktur yang baik dan sanitasi lingkungan atau penataan saluran termasuk pencegahan banjir.

“Itu harus menjadi perhatian utama ya karena beda pendekatan kota dan desa,” kata Dedi.

Dedi menuturkan, warga Depok membutuhkan ruang pertemuan warga dan menggagas satu kelurahan, satu gedung pertemuan. Dedi melihat, warga Depok masih mempertahankan tradisi keseniannya sehingga dibutuhkan ruang untuk berekspresi kesenian.

“Saya nyebutnya balai kebudayaan Depok atau Balai kesenian Betawi,” tutur Dedi.

Nantinya, sambung Dedi, warga dapat menggunakan balai tersebut untuk keperluannya, salah satunya kegiatan hajatan. Dedi melihat, banyak warga yang melakukan hajatan di gang sempit sehingga menutup jalan.

“Ini yang harus difasilitasi, baik dalam fasilitas-fasilitas yang free,” ujar Dedi.

 

Perbaikan Gizi

 

Dedi mengungkapkan, pada kebutuhan asupan makanan perlu dilakukan perbaikan gizi. Dedi melihat, anak perkotaan telah terjadi perubahan pola makan, dari makan rumahan menjadi makan jajanan.

“Ini juga harus dievaluasi sehingga supporting mendapat gizi yang cukup, ditambah program makan bergizi gratis dari pemerintah pusat, dan nanti ditunjang pemerintah provinsi dan pemerintah kota bisa terwujud, ini yang disebut dengan lembur diurus kota ditata,” ungkap Dedi.

Pada masa kampanye nanti, Dedi meminta tidak menggunakan isu Sara, misalnya menggunakan agama sebagai upaya membangun sentimen negatif buat orang lain. Hal itu dinilai tidak boleh dilakukan karena agama memiliki nilai kesucian.

“Saya itu udah ngomong, masalah agama itu jangankan agama diperdagangkan untuk kepentingan politik perorangan Pilkada,” tegas Dedi.

Dedi menghimbau kepada tokoh agama yang memiliki nilai spiritualitas dapat bersikap netral.

“Tokoh agama cukup ngomong pada masyarakat, pilihlah pemimpin yang sangat kamu cintai dan mampu membahagiakan kamu semua, itu cukup. Kalau tokoh itu kan kayak orang tua, berilah restu kepada siapapun,” pungkas Dedi.

Infografis Beda Putusan MK dan DPR Terkait Revisi UU Pilkada. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Beda Putusan MK dan DPR Terkait Revisi UU Pilkada. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya