Liputan6.com, Jakarta - Lembaga survei Indonesia Development Monitoring (IDM) merilisi hasil survei terkininya terkait elektabilitas pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur jelang Pemilihan Kepala Daerah Nusa Tenggara Timur atau Pilkada NTT 2024.
Hasilnya, paslon Melki Laka Lena-Johni Asodoma tercatat mengungguli dua paslon lainnya, yaitu Yohanis Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto dan Simon Petrus Kamlasi-Andreas Garu.
Baca Juga
Survei Indikator Pilgub Jabar: Dedi-Erwan 71,5%, Syaikhu-Ilham 16,4%, Adang-Gita 4,4%, Jeje-Ronal 4%
Survei: Dendi-Alif Kalahkan Edi Damansyah-Rendi dan Awang Yacoub-Ahmad Zais Jelang Pilkada Kukar 2024
Survei Jelang Pencoblosan, Melki-Johni Unggul Pilkada NTT 2024 Kalahkan Yohanis Fransiskus-Jane dan Simon-Adrianus
"Dari hasil survei Indonesia Development Monitoring (IDM) tersebut variabel Top of Mind elektabilitas nomor urut 2 yakni paslon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT Melki Laka Lena-Johni Asodoma mendapatkan raihan tertinggi mencapai 38,1% dibanding paslon lain," ujar Direktur Eksekutif IDM Heru Supryatno dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/10/2024).
Advertisement
Hasil paslon nomor urut 2 ini, lanjut dia, unggul dari paslon nomor urut 1 Yohanis Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto dengan angka elektabilitas 28,2%.
Sementara, kata Heru, raihan elektabilitas paslon nomor urut 3 Simon Petrus Kamlasi-Andreas Garu raihan angkanya 18,6%.
"Masyarakat yang belum menentukan pilihan dan tidak menjawab dalam survei sebanyak 15,1 persen," ucap dia.
Heru menambahkan, hasil untuk variabel pilihan Top of mind terdapat selisih hampir 10 persen antara tiap paslon. Perihal ini, paslon nomor urut 2 Melki Laka Lena-Johni Asodoma berbanding dengan paslon nomor urut 1 Yohanis Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto sebesar 10%.
Sementara, lanjut Heru, selisih paslon 2 dengan paslon nomor urut 3 Simon Petrus Kamlasi-Andreas Garu dengan sebesar 20%, namun masih ada suara tersisa 15,1%.
"Dari potret hasil survei kami ini tergambar bahwa untuk level pemilihan gubernur selisih angka Top of Mind ini tidak sedikit. Artinya kalau hari ini dilakukan pencoblosan Gubernur dan Wakil Gubernur di NTT, maka dapat dipastikan pasangan calon nomor urut 02 Melki Laka Lena-Johni Asodoma akan jadi pemenangnya," papar Heru.
Variabel Survei
Heru menjelaskan, dalam beberapa variabel survei yang dillakukan IDM ini membuat pasangan calon nomor urut 2 Melki Laka Lena-Johni Asodoma unggul jauh dari paslon lainnya.
Dia menyebut, variabel pertama paket para paslon dalam hasil survei menunjukan Melki Laka Lena menjadi pilihan tertinggi sebagai Calon Gubernur NTT dibandingkan dengan kandidat lainnya.
"Profil personal Cagub Paslon nomor 2 Melki Laka Lena berada pada pilihan Top of mind diangka 40,1%, kemudian figur cagub paslon 01 Yohanis Fransiskus Lema diangka 30,4%, sementara figur cagub paslon 03 Simon Petrus Kamlasi diangka 19,8% dan yang tidak memilih 9,7%," ucap Heru.
Variabel kedua, lanjut dia, bukan hanya pada pilihan nama figur cagub, ketika ditambahkan variabel figur calon wakil Gubernurnya saja.
Ternyata, kata Heru, hasil survei dari IDM juga menunjukkan nama paslon nomor urut 2 mantan Kapolda NTT Johni Asodoma juga menjadi pilihan tertinggi untuk variabel ini di antara calon Wakil Gubernur NTT lainnya dengan raihan angka 37,4%.
"Sementara cawagub paslon 03 Andreas Garu Saleh dapat raihan angka 16,6%, kemudian untuk cawagub paslon 01 Jane Natalia Suryanto 15,6%, dan yang tidak memilih angkanya sebesar 30,4%," terang dia.
Advertisement
Simulasi Pertanyaan Tertutup
Demikian juga, lanjut Heru, terkait variabel survei dengan simulasi pertanyaan tertutup mengunakan kuisioner kepada para responden dengan pertanyaan pasangan Cagub-Cawagub yang akan dipilih jika Pilkada digelar hari ini.
Dari variabel ini, kata dia, IDM mendapatkan hasil survei bahwa paslon 02 Melki Laka Lena dan Johni Asodoma meraih tingkat keterpilihannya atau elektabilitas mencapai 41,8% unggul dari paslon 01 Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto yang meraih angka elektabilitas sebesar 30,6%.
"Sedangkan elektabilitas paslon Simonn Petrus Kamlasi dan Andreas Garu diangka 20,8% dan yang belum menentukan pilihan dan tidak menjawab sebanyak 6,8%," ucap Heru.
Variabel lain, sambung dia, ada korelasi yang kuat antara tingkat elektabilitas para paslon dengan tingkat popularitas dan akseptabilitas mereka.
"Varibel ini paslon nomor 2 pasangan Melki Laka Lena-Johni Asodoma meraih tingkat popularitas mencapai 84,6% dan tingkat akseptabilitas nya 86,7%. Kemudian paslon nomor 1 Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto mendapatkan angka tingkat popularitas 78,2% dan tingkat akseptabilitas 64,8%," papar Heru.
Hasil Survei Lainnya
Raihan terakhir, lanjut Heru, dari paslon nomor 3 Simon Petrus Kamlasi-Andreas Garu berada diangka tingkat popularitas 69,1% dan tingkat akseptabilitas 58,6%.
Dari hasil survey IDM ini juga menunjukan, kata Heru, sebanyak 50,6 % responden mempertimbangkan untuk memilih calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang didukung Presiden terpilih Prabowo Subianto, tidak mempertimbangkan 39,3%, kemudian tidak tahu 10,1%
"Sedangkan pasangan calon yang didukung Megawati Soekarnoputri sebanyak 43,4 persen respoden mempertimbangkan untuk dipilih, sebanyak 40,3 persen tidak mempertimbangkan, sedangkan tidak tahu 16,3 persen," terang dia.
Heru menjelaskan, survei ini digelar dari 15 hingga 24 Oktober 2024 dengan melibatkan sebanyak 1.680 responden tersebar di 21 kabupaten dan kota di NTT.
Para responden dalam survei merupakan warga pemegang KTP NTT yang berdomisili di NTT dan namanya ada pada Daftar pemilih Tetap (DPT) Pilkada 2024.
"Survei ini dilakukan dengan metode wawancara tatap muka dan terbuka, memiliki angka toleransi kesalahan atau margin of error survei 2,39% dengan tingkat kepercayaan 95%," tandas Heru.
Advertisement
Kata Pengamat Politik
Secara terpisah, Pengamat Politik dan Ekonomi Dedi Rohman merespons hasi survei dari Indonesia Development Monitoring (IDM) ini. Menurutnya, jika merujuk potret gambaran masyarakat NTT dari survei ini akan tergambar siapa yang akan memenangkan kontestasi.
"Jika melihat data hasil survei (IDM) ini maka potret persepsi masyarakat NTT terhadap calon pemimpin mereka tergambar jelas siapa yang akan memenangkan kompetisi ini. Terlebih durasi kampanye tersisa waktu yang sedikit," ucap Dedi.
Hasil survei ini, lanjut dia, terlihat bahwa masyarakat NTT sangat tahu dan menginginkan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT yang terpilih mampu memiliki dukungan yang kuat dari koalisi Parpol di Senayan serta dari pemerintahan Presiden Prabowo di pusat.
"Dari komposisi dukungan kekuatan Politik dari para paslon, maka sangat jelas pasangan Melki Laka Lena dan Johni Asadoma lah yang paling memiliki dukungan yang paling banyak dari parpol yang ada di DPR RI dan dukungan yang kuat dari pemerintah pusat yang dipimpin Presiden Prabowo," ucap Dedi.
Terlebih, kata dia, Melki Laka Lena dan Johni Asadoma saat Pilpres 2024 merupakan bagian tim kemenangan nasional Prabowo Gibran. Sehingga, lanjut Heru, Melki-Johni punya kedekatan emosional dengan hampir semua menteri Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran yang banyak diambil dari tim kemenangan nasional Prabowo Gibran saat Pilpres 2024 ini.
Dia mengatakan, jika melihat kondisi NTT maka pemimpin baru NTT nantinya harus mampu mengelola politik anggaran yang progresif sehingga mampu membawa NTT lebih maju.
"Saya kira jika para pemimpin NTT berani dan mau melakukan reformasi politik anggaran yang progresif, maka percepatan kesejahteraan rakyat di NTT akan jadi sebuah keniscayaan," ucap Dedi.
Karena itu, sambungnya, diperlukan sinkronisasi program daerah dan pusat bersama jaringan politik dan dukungan politik yang kuat dari parpol parpol yang ada di DPR RI sehingga mampu mendapatkan alokasi anggaran lebih besar bagi NTT.
Sehingga, kata Heru, bisa membiayai peningkatan sarana dan prasarana, mulai dari pendidikan, kesehatan serta anggaran lain untuk program yang mendukung kemajuan ekonomi masyarakat NTT.
"Maka masyarakat NTT tidak menutup mata bahwa hubungan harmonis daerah pusat dan sebalikna ini akan menjadi pertimbangkan kuat rakyat NTT dalam memilih paslon Kepala Daerah NTT 2024 ini. Terlebih rakyat NTT juga tahu bahwa hampir semua anggaran pembangunan di NTT selama ini 80 persen nya dikirim dari Jakarta (Pemerintah Pusat)," terang dia.
"Bangunan komunikasi politik dalam hari alokasi anggaran akan menjadi perhatian pemimpin NTT di masa datang terlebih beban fiskal saat ini, sehingga NTT butuh Gubernur dan wakil Gubernur yang faham pada persoalan ini," tandas Heru.