Kisah Nenek 78 Tahun yang Menjual Permen di Jembatan Penyeberangan

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 13 Feb 2016, 17:58 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2015, 11:42 WIB
20151022-Kisah Nenek 78 Tahun yang Menjual Permen di Jembatan Penyeberangan-Lima
Alejandra Baldani, nenek 78 tahun, menjual permen di sebuah jembatan penyeberangan di distrik San Borja, Lima, 22 Oktober 2015. Nenek Baldani mendapatkan sekitar USD 3 per hari dari hasil berjualan permen. (REUTERS / Mariana Bazo)
Foto 1 dari 5
20151022-Kisah Nenek 78 Tahun yang Menjual Permen di Jembatan Penyeberangan-Lima
Alejandra Baldani, nenek 78 tahun, menjual permen di sebuah jembatan penyeberangan di distrik San Borja, Lima, 22 Oktober 2015. Nenek Baldani mendapatkan sekitar USD 3 per hari dari hasil berjualan permen. (REUTERS / Mariana Bazo)
Foto 2 dari 5
20151022-Kisah Nenek 78 Tahun yang Menjual Permen di Jembatan Penyeberangan-Lima
Alejandra Baldani, nenek 78 tahun, menjual permen kepada salah satu pejalan kaki di sebuah jembatan penyeberangan di distrik San Borja, Lima, 22 Oktober 2015. Baldani mendapatkan sekitar USD 3 per hari dari hasil berjualan permen. (REUTERS / Mariana Bazo)
Foto 3 dari 5
20151022-Kisah Nenek 78 Tahun yang Menjual Permen di Jembatan Penyeberangan-Lima
Warga berjalan di dekat Alejandra Baldani, nenek 78 tahun yang berjualan permen di jembatan penyeberangan di distrik San Borja, Lima, 22 Oktober 2015. Nenek Baldani mendapatkan sekitar USD 3 per hari dari hasil berjualan permen. (REUTERS/Mariana Bazo)
Foto 4 dari 5
20151022-Kisah Nenek 78 Tahun yang Menjual Permen di Jembatan Penyeberangan-Lima
Alejandra Baldani, nenek 78 tahun, menjual permen di sebuah jembatan penyeberangan di distrik San Borja, Lima, 22 Oktober 2015. Nenek Baldani mendapatkan sekitar USD 3 per hari dari hasil berjualan permen. (REUTERS / Mariana Bazo)
Foto 5 dari 5
20151022-Kisah Nenek 78 Tahun yang Menjual Permen di Jembatan Penyeberangan-Lima
Alejandra Baldani (78) memegang permen jualannya sambil menunggu pembeli di jembatan penyeberangan di distrik San Borja, Lima, 22 Oktober 2015. Baldani mendapatkan sekitar USD 3 per hari dari hasil berjualan permen. (REUTERS / Mariana Bazo)