Kisah Gereja di Meksiko yang Tak Hancur Meski Dihantam Lava Gunung Api

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 29 Feb 2016, 12:49 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2016, 10:43 WIB
20160120-Kisah Gereja di Meksiko yang Tak Hancur Meski Dihantam Lava Gunung Api
Bangunan gereja yang bernama San Juan Parangaricutiru di Angahuan, Meksiko, 17 Januari 2016. Gereja ini disebut sebagai keajaiban Tuhan karena luput dari sapuan lava gunung berapi pada 20 februari 1943 silam. (AFP PHOTO / Mario Vazquez)
Foto 1 dari 5
20160120-Kisah Gereja di Meksiko yang Tak Hancur Meski Dihantam Lava Gunung Api
Bangunan gereja yang bernama San Juan Parangaricutiru di Angahuan, Meksiko, 17 Januari 2016. Gereja ini disebut sebagai keajaiban Tuhan karena luput dari sapuan lava gunung berapi pada 20 februari 1943 silam. (AFP PHOTO / Mario Vazquez)
Foto 2 dari 5
20160120-Kisah Gereja di Meksiko yang Tak Hancur Meski Dihantam Lava Gunung Api
Wisatawan berjalan di dekat gereja San Juan Parangaricutiru di Angahuan, Meksiko, 17 Januari 2016. Gereja ini disebut sebagai keajaiban Tuhan karena luput dari sapuan lava gunung berapi pada 20 februari 1943 silam. (AFP PHOTO / Mario Vazquez)
Foto 3 dari 5
20160120-Kisah Gereja di Meksiko yang Tak Hancur Meski Dihantam Lava Gunung Api
Wisatawan mengamati bangunan gereja San Juan Parangaricutiru di Angahuan, Meksiko, 17 Januari 2016. Gereja ini disebut sebagai keajaiban Tuhan karena luput dari sapuan lava gunung berapi pada 20 februari 1943 silam. (AFP PHOTO / Mario Vazquez)
Foto 4 dari 5
20160120-Kisah Gereja di Meksiko yang Tak Hancur Meski Dihantam Lava Gunung Api
Wisatawan saat mengunjungi gereja San Juan Parangaricutiru di Angahuan, Meksiko, 17 Januari 2016. Gereja ini disebut sebagai keajaiban Tuhan karena luput dari sapuan lava gunung berapi pada 20 februari 1943 silam. (AFP PHOTO / Mario Vazquez)
Foto 5 dari 5
20160120-Kisah Gereja di Meksiko yang Tak Hancur Meski Dihantam Lava Gunung Api
Pemandangan dari udara memperlihatkan gereja San Juan Parangaricutiru di Angahuan, Meksiko, 17 Januari 2016. Gereja ini disebut sebagai keajaiban Tuhan karena luput dari sapuan lava gunung berapi pada 20 februari 1943 silam. (AFP PHOTO / Mario Vazquez)