Kisah Pemulung Bertahan Hidup dari Aliran Sampah Sungai Filipina

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 22 Apr 2016, 08:28 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2016 08:28 WIB
20160422-Kisah Pemulung Bertahan Hidup dari Aliran Sampah Sungai Filipina-Manila
Teresita Gapayao (51) mengais sampah menggunakan rakit yang terbuat dari stereofoam di aliran Sungai Estero de Vitas di Tondo, Manila, Filipina, Kamis (21/4). Teresita mengumpulkan botol plastik atau apapun yang bisa dijual ke junkshops. (Noel CELIS/AFP)
Foto 1 dari 5
20160422-Kisah Pemulung Bertahan Hidup dari Aliran Sampah Sungai Filipina-Manila
Teresita Gapayao (51) mengais sampah menggunakan rakit yang terbuat dari stereofoam di aliran Sungai Estero de Vitas di Tondo, Manila, Filipina, Kamis (21/4). Teresita mengumpulkan botol plastik atau apapun yang bisa dijual ke junkshops. (Noel CELIS/AFP)
Foto 2 dari 5
20160422-Kisah Pemulung Bertahan Hidup dari Aliran Sampah Sungai Filipina-Manila
Teresita Gapayao (51) mengais sampah yang masih dapat difungsikan di aliran Sungai Estero de Vitas di Tondo, Manila, Filipina, Kamis (21/4). Teresita sudah 12 tahun menafkahi keluarganya dari sampah-sampah yang bisa di daur ulang. (Noel CELIS/AFP)
Foto 3 dari 5
20160422-Kisah Pemulung Bertahan Hidup dari Aliran Sampah Sungai Filipina-Manila
Teresita Gapayao (51) mengais sampah menggunakan rakit yang terbuat dari stereofoam di aliran Sungai Estero de Vitas di Tondo, Manila, Filipina, Kamis (21/4). Teresita menghasilkan sekitar Rp 50ribu/hari dari sampah yang dia kumpulkan. (Noel CELIS/AFP)
Foto 4 dari 5
20160422-Kisah Pemulung Bertahan Hidup dari Aliran Sampah Sungai Filipina-Manila
Pemulung mencari sampah plastik untuk di daur ulang di antara tumpukan sampah di aliran Sungai Estero de Vitas di Tondo, Filipina, (21/4). Peringatan Hari Bumi pada 22 April menjadi gerakan global dalam menyerukan perlindungan lingkungan. (Noel CELIS/AFP)
Foto 5 dari 5
20160422-Kisah Pemulung Bertahan Hidup dari Aliran Sampah Sungai Filipina-Manila
Teresita Gapayao (51) diantara tumpukan sampah di aliran Sungai Estero de Vitas di Tondo, Manila, Filipina, Kamis (21/4). Teresita sudah 12 tahun menafkahi keluarganya dari sampah-sampah yang bisa di daur ulang. (Noel CELIS/AFP)