Badai Tewaskan 21 Orang, Makedonia Tetapkan Kondisi Darurat

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 08 Agu 2016, 12:57 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2016 12:57 WIB
20160807-Badai Tewaskan 21 Orang, Makedonia Tetapkan Kondisi Darurat-Makedonia
Pemerintah Makedonia menyatakan keadaan darurat sehari setelah setidaknya 21 orang tewas dalam banjir bandang yang disebabkan badai.
Foto 1 dari 5
20160807-Badai Tewaskan 21 Orang, Makedonia Tetapkan Kondisi Darurat-Makedonia
Warga mengambil gambar mobil yang rusak akibat banjir bandang di Ibu Kota Skopje, Makedonia, Minggu (7/8). Pemerintah menyatakan keadaan darurat sehari setelah setidaknya 21 orang tewas dalam banjir bandang yang disebabkan badai. (Robert ATANASOVSKI/AFP)
Foto 2 dari 5
20160807-Badai Tewaskan 21 Orang, Makedonia Tetapkan Kondisi Darurat-Makedonia
Sebuah mobil terdampar di atas ringroad akibat banjir bandang di Ibu Kota Skopje, Makedonia, Minggu (7/8). Pemerintah menyatakan keadaan darurat sehari setelah setidaknya 21 orang tewas dalam banjir bandang yang disebabkan badai. (Robert ATANASOVSKI/AFP)
Foto 3 dari 5
20160807-Badai Tewaskan 21 Orang, Makedonia Tetapkan Kondisi Darurat-Makedonia
Sejumlah warga melewati jalanan yang banjir akibat hujan deras di Ibu Kota Skopje, Makedonia, Minggu (7/8). Pemerintah menyatakan keadaan darurat sehari setelah setidaknya 21 orang tewas dalam banjir bandang yang disebabkan badai. (Robert ATANASOVSKI/AFP)
Foto 4 dari 5
20160807-Badai Tewaskan 21 Orang, Makedonia Tetapkan Kondisi Darurat-Makedonia
Mobil masuk ke sebuah kanal akibat banjir bandang di Ibu Kota Skopje, Makedonia, Minggu (7/8). Pemerintah menyatakan keadaan darurat sehari setelah setidaknya 21 orang tewas dalam banjir bandang yang disebabkan badai. (Robert ATANASOVSKI/AFP)
Foto 5 dari 5
20160807-Badai Tewaskan 21 Orang, Makedonia Tetapkan Kondisi Darurat-Makedonia
Warga melewati daerah yang rusak akibat banjir bandang di Ibu Kota Skopje, Makedonia, Minggu (7/8). Pemerintah menyatakan keadaan darurat sehari setelah setidaknya 21 orang tewas dalam banjir bandang yang disebabkan badai. (Robert ATANASOVSKI/AFP)