Ini Penampakan Kapal Perang Inggris yang Hilang 171 Tahun Silam

oleh Johan Fatzry, diperbarui 15 Sep 2016, 16:05 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2016, 15:00 WIB
20160914-Kapal-Perang-Kanada-HMS-Terror-Reuters
Sebuah gambar yang ditangkap dari rekaman video dari kapal penelitian Martin Bergmann menunjukkan kondisi puing HMS Terror di perairan Teluk
Foto 1 dari 6
20160914-Kapal-Perang-Kanada-HMS-Terror-Reuters
Sebuah gambar yang ditangkap dari rekaman video dari kapal penelitian Martin Bergmann menunjukkan kondisi puing HMS Terror di perairan Teluk Teror, sekitar pantai Pulau King William, Kanada (3/9). (Courtesy Arctic Research Foundation/Handout via REUTERS)
Foto 2 dari 6
20160914-Kapal-Perang-Kanada-HMS-Terror-Reuters
Puing HMS Terror yang ditemukan oleh Arctic Research Foundation di perairan Teluk Teror, sekitar pantai Pulau King William, Kanada (3/9). Kapal perang Inggris ini hilang sejak 171 tahun silam. (Courtesy Arctic Research Foundation/Handout via REUTERS)
Foto 3 dari 6
20160914-Kapal-Perang-Kanada-HMS-Terror-Reuters
Sebuah Puing HMS Terror yang ditemukan di perairan Teluk Teror, sekitar pantai Pulau King William, Kanada (3/9). Kapal perang Inggris ini ditemukan 24 meter di bawah permukaan laut. (Courtesy Arctic Research Foundation/Handout via REUTERS)
Foto 4 dari 6
20160914-Kapal-Perang-Kanada-HMS-Terror-Reuters
Kondisi puing HMS Terror di perairan Teluk Teror, Kanada (3/9). HMS Terror hilang dalam sebuah ekspedisi untuk mencari jalan pintas dari Inggris menuju Asia lewat Laut Arktik. (Courtesy Arctic Research Foundation/Handout via REUTERS)
Foto 5 dari 6
20160914-Kapal-Perang-Kanada-HMS-Terror-Reuters
Puing HMS Terror yang ditemukan di perairan Teluk Teror, sekitar pantai Pulau King William, Kanada (3/9). Kapal yang dinakhodai oleh Sir John Franklin berakhir tragis setelah terjebak gunung es. (Courtesy Arctic Research Foundation/Handout via REUTERS)
Foto 6 dari 6
20160914-Kapal-Perang-Kanada-HMS-Terror-Reuters
Kondisi puing HMS Terror di perairan Teluk Teror, Kanada (3/9). ). Kapal perang Inggris ini hilang sejak 171 tahun silam. (Courtesy Arctic Research Foundation/Handout via REUTERS)