Melihat Putaran Tari Sema Saat Peringati Kematian Maulana Jalaluddin Rumi

oleh Fatkhur Rozaq Rosyidi, diperbarui 10 Des 2016, 15:23 WIB
Diterbitkan 10 Des 2016 15:23 WIB
20161210-Tarian-Suffi-Reuters1
Para penari Sema berputar-putar saat tampil dalam upacara ritual peringatan 743 tahun kematian Maulana Jalaluddin Rumi di Konya, Turki (7/12
Foto 1 dari 5
20161210-Tarian-Suffi-Reuters1
Para penari Sema berputar-putar saat tampil dalam upacara ritual peringatan 743 tahun kematian Maulana Jalaluddin Rumi di Konya, Turki (7/12). Tarian Sema merupakan tarian sufi yang sangat religius dari Timur Tengah. (Reuters/Murad Sezer)
Foto 2 dari 5
20161210-Tarian-Suffi-Reuters1
Seorang "Postisin" berjalan usai memimpin tarian Sema dalam upacara ritual peringatan 743 tahun kematian Maulana Jalaluddin Rumi di Mevlana Cultural Center di Konya, Turki (7/12). (Reuters/Murad Sezer)
Foto 3 dari 5
20161210-Tarian-Suffi-Reuters1
Seorang "Postisin" bersama para penari dalam upacara peringatan 743 tahun kematian Maulana Jalaluddin Rumi di Konya, Turki (7/12). Tarian ini merupakan inspirasi dari filsuf dan penyair Turki yang bernama Maulana Jalaluddin Rumi. (Reuters/Murad Sezer)
Foto 4 dari 5
20161210-Tarian-Suffi-Reuters1
Penampilan para penari Sema saat upacara ritual peringatan 743 tahun kematian Maulana Jalaluddin Rumi di Konya, Turki (7/12). Tarian ini merupakan sebuah bagian dari meditasi diri, yang dilekatkan dengan ajaran sufistik dalam Islam. (Reuters/Murad Sezer)
Foto 5 dari 5
20161210-Tarian-Suffi-Reuters1
Ekspresi para penari Sema saat tampi dalam upacara ritual peringatan 743 tahun kematian Maulana Jalaluddin Rumi di Konya, Turki (7/12). Tari Sema atau tarian berputar-putar (tarian sufi) ini lekat dengan Islam dan budaya kaum Sufi. (Reuters/Murad Sezer)