Sabun Zaitun Khas Aleppo Tetap Bertahan

oleh Nasuri, diperbarui 26 Des 2016, 20:00 WIB
Diterbitkan 26 Des 2016 20:00 WIB
20161226-Sabun Aleppo-Sabun Minyak Zaitun-Reuters
Sabun dari minyak zaitun yang telah dicetak, Paris, Kamis (22/12). Kota Aleppo terkenal dengan sabun zaitun yang berkualitas.
Foto 1 dari 7
20161226-Sabun Aleppo-Sabun Minyak Zaitun-Reuters
Sabun dari minyak zaitun yang telah dicetak, Paris, Kamis (22/12). Kota Aleppo terkenal dengan sabun zaitun yang berkualitas. (REUTERS / Christian Hartmann)
Foto 2 dari 7
20161226-Sabun Aleppo-Sabun Minyak Zaitun-Reuters
Proses pembuatan sabun minyak zaitun, Paris, Kamis (22/12). Sudah sejak lama Aleppo dikenal sebagai pembuat sabun minyak zaitun dengan kualitas terbaik di dunia. (REUTERS / Christian Hartmann)
Foto 3 dari 7
20161226-Sabun Aleppo-Sabun Minyak Zaitun-Reuters
Pengusaha sabun zaitun khas Aleppo menunjukkan sabun yang telah berubah warna usai menjalani proses pengeringan, Paris, Kamis (22/12). Kota Aleppo yang tak lagi aman membuat pengusaha sabun ini pindah ke Paris. (REUTERS / Christian Hartmann)
Foto 4 dari 7
20161226-Sabun Aleppo-Sabun Minyak Zaitun-Reuters
Pengusaha sabun dari Aleppo, Samir Constantini berpose di dekat tumpukan sabun di pabrik Alepia, Paris, Kamis (22/12). Sudah bertahun-tahun lamanya Aleppo dikenal sebagai pembuat sabun zaitun dengan kualitas terbaik. (REUTERS / Christian Hartmann)
Foto 5 dari 7
20161226-Sabun Aleppo-Sabun Minyak Zaitun-Reuters
Samir Constantini bersama rekannya menunjukkan sabun khas Aleppo, Santeny, Paris, Kamis (22/12). Kota Aleppo yang sedang perang membuat dirinya memindahkan produksi sabun ke Perancis. (REUTERS / Christian Hartmann)
Foto 6 dari 7
20161226-Sabun Aleppo-Sabun Minyak Zaitun-Reuters
Sabun yang telah dicetak memasuki proses penjemuran, Paris, Kamis (22/12). Awalnya berwarna hijau, setelah menjalani proses penjemuran akan berubah menjadi kuning kecoklatan. (REUTERS / Christian Hartmann)
Foto 7 dari 7
20161226-Sabun Aleppo-Sabun Minyak Zaitun-Reuters
Pengusaha sabun zaitun khas Aleppo menunjukkan sabun yang telah berubah warna usai menjalani proses pengeringan, Paris, Kamis (22/12). Kota Aleppo yang tak lagi aman membuat pengusaha sabun ini pindah ke Paris. (REUTERS / Christian Hartmann)