Blogger Rusia Divonis 3,5 Tahun Bui Karena Main Pokemon Go di Gereja

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 23 Jun 2022, 13:54 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2017, 08:31 WIB
20170511-Blogger Rusia Dipenjara Karena Main Pokemon Go Di Gereja-AFP
Blogger Rusia, Ruslan Sokolovsky dituntut 3,5 tahun penjara karena melakukan penistaan agama saat bermain game "Pokemon Go" di sebuah gereja
Foto 1 dari 5
20170511-Blogger Rusia Dipenjara Karena Main Pokemon Go Di Gereja-AFP
Ruslan Sokolovsky, seorang blogger Rusia, menghadiri persidangan di Pengadilan Kota Yekaterinburg, Kamis (11/5). Blogger 22 tahun itu dijatuhi hukuman 3,5 tahun penjara karena bermain gim Pokemon Go di sebuah gereja ortodoks. (Konstantin Melnitskiy/AFP)
Foto 2 dari 5
20170511-Blogger Rusia Dipenjara Karena Main Pokemon Go Di Gereja-AFP
Blogger Rusia, Ruslan Sokolovsky, memeluk ibunya saat persidangan di Pengadilan Kota Yekaterinburg, Kamis (11/5). Pengadilan setempat memvonis Ruslan karena perbuatannya dianggap menghina pemeluk agama dan mengumbar kebencian. (Konstantin Melnitskiy/AFP)
Foto 3 dari 5
20170511-Blogger Rusia Dipenjara Karena Main Pokemon Go Di Gereja-AFP
Blogger Rusia, Ruslan Sokolovsky, memberikan keterangan pers di Pengadilan Kota Yekaterinburg, Kamis (11/5). Blogger 22 tahun itu merekam aktivitasnya bermain Pokemon Go pada Agustus 2016 dan dipenjara tak lama setelah itu. (Konstantin Melnitskiy/AFP)
Foto 4 dari 5
20170511-Blogger Rusia Dipenjara Karena Main Pokemon Go Di Gereja-AFP
Blogger Rusia, Ruslan Sokolovsky, meninggalkan Pengadilan Kota Yekaterinburg, Kamis (11/5). Blogger yang diketahui sebagai ateis itu dijatuhi hukuman 3,5 tahun penjara karena bermain gim Pokemon Go di sebuah gereja ortodoks. (Konstantin Melnitskiy/AFP)
Foto 5 dari 5
20170511-Blogger Rusia Dipenjara Karena Main Pokemon Go Di Gereja-AFP
Ruslan Sokolovsky, seorang blogger Rusia, meninggalkan Pengadilan Kota Yekaterinburg, Kamis (11/5). Blogger 22 tahun itu dianggap menodai agama dan menebar kebencian melalui video Pokemon Go di dalam gereja yang diunggahnya. (Konstantin Melnitskiy/AFP)