FOTO: Karnaval Hitam dan Putih, Pesta Warga Pasto di Kolombia

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 23 Jun 2022, 14:03 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2019, 08:17 WIB
Kolombia Merayakan Festival Hitam dan Putih
Warga Kolombia, baru-baru, tumpah ruah di Kota Pasto untuk menyaksikan Karnaval Hitam Putih.
Foto 1 dari 6
Kolombia Merayakan Festival Hitam dan Putih
Sejumlah bocah berpartisipasi dalam parade anak-anak "Carnavalito" selama Karnaval Hitam dan Putih di Pasto, Kolombia, Rabu (2/1). Karnaval ini merayakan hari dimana budak Afrika mendapatkan hari libur untuk menyalurkan kegembiraannya. (Juan BARRETO/AFP)
Foto 2 dari 6
Kolombia Merayakan Festival Hitam dan Putih
Orang-orang mengambil bagian dalam parade anak-anak "Carnavalito" selama Karnaval Hitam dan Putih di Pasto, Kolombia, Rabu (2/1). Ini juga merupakan Karnaval tertua di Amerika Selatan yang berasal dari zaman penjajahan Spanyol. (Juan BARRETO/AFP)
Foto 3 dari 6
Kolombia Merayakan Festival Hitam dan Putih
Orang-orang mengambil bagian dalam parade anak-anak "Carnavalito" selama Karnaval Hitam dan Putih di Pasto, Kolombia, Rabu (2/1). Sejak 2002 karnaval Hitam dan Putih ini ditetapkan Pemerintah Kolombia sebagai warisan nasional. (Juan BARRETO/AFP)
Foto 4 dari 6
Kolombia Merayakan Festival Hitam dan Putih
Sejumlah bocah berpartisipasi dalam parade anak-anak "Carnavalito" selama Karnaval Hitam dan Putih di Pasto, Kolombia, Rabu (2/1). Warga keluar ke jalan dan mewarnai diri mereka dengan warna hitam dan kosmetik untuk tujuan perayaan ini. (Juan BARRETO/AFP)
Foto 5 dari 6
Kolombia Merayakan Festival Hitam dan Putih
Orang-orang mengambil bagian dalam parade anak-anak "Carnavalito" selama Karnaval Hitam dan Putih di Pasto, Kolombia, Rabu (2/1). Kini, Karnaval Hitam dan Putih telah berkembang sebagai wadah apresiasi seni warga Kolombia. (Juan BARRETO/AFP)
Foto 6 dari 6
Kolombia Merayakan Festival Hitam dan Putih
Anak perempuan mengambil bagian dalam parade anak-anak "Carnavalito" selama Karnaval Hitam dan Putih di Pasto, Kolombia, Rabu (2/1). Karnaval ini dinamai UNESCO sebagai Mahakarya Warisan Lisan dan Tak Benda Kemanusiaan di tahun 2009. (Juan BARRETO/AFP)