FOTO: Jumlah Kematian COVID-19 di AS Lewati Angka 250.000

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 23 Jun 2022, 14:12 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2020, 14:30 WIB
Jumlah Kematian Akibat COVID-19 di AS Tembus 250.000
Angka kematian akibat COVID-19 di AS melampaui 250.000 kasus pada Rabu (18/11), menurut lembaga Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Universitas Johns Hopkins. (Xinhua/Wang Ying)
Foto 1 dari 5
Jumlah Kematian Akibat COVID-19 di AS Tembus 250.000
Seorang pria berjalan di Times Square di New York, Amerika Serikat (AS), pada 18 November 2020. Angka kematian akibat COVID-19 di AS melampaui 250.000 kasus pada Rabu (18/11), menurut lembaga Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Universitas Johns Hopkins. (Xinhua/Wang Ying)
Foto 2 dari 5
Jumlah Kematian Akibat COVID-19 di AS Tembus 250.000
Sejumlah orang berjalan di Times Square di New York, Amerika Serikat (AS), pada 18 November 2020. Angka kematian akibat COVID-19 di AS melampaui 250.000 kasus pada Rabu (18/11), menurut lembaga Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Universitas Johns Hopkins. (Xinhua/Wang Ying)
Foto 3 dari 5
Jumlah Kematian Akibat COVID-19 di AS Tembus 250.000
Seorang staf menunggu pelanggan di sebuah toko di New York, Amerika Serikat (AS), pada 18 November 2020. Angka kematian akibat COVID-19 di AS melampaui 250.000 kasus pada Rabu (18/11), menurut lembaga Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Universitas Johns Hopkins. (Xinhua/Wang Ying)
Foto 4 dari 5
Jumlah Kematian Akibat COVID-19 di AS Tembus 250.000
Sejumlah orang berjalan melewati papan elektronik yang menunjukkan informasi mengenai pengujian COVID-19 di Times Square di New York, Amerika Serikat (AS), pada 18 November 2020. Angka kematian akibat COVID-19 di AS melampaui 250.000 kasus pada Rabu (18/11). (Xinhua/Wang Ying)
Foto 5 dari 5
Jumlah Kematian Akibat COVID-19 di AS Tembus 250.000
Pejalan kaki melewati toko di Times Square di New York, Amerika Serikat (AS), pada 18 November 2020. Angka kematian akibat COVID-19 di AS melampaui 250.000 kasus pada Rabu (18/11), menurut lembaga Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Universitas Johns Hopkins. (Xinhua/Wang Ying)