FOTO: Keseruan Anak-Anak Bermain Tembak-tembakan dengan Mainan Tradisional

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 23 Jun 2022, 14:12 WIB

Diterbitkan 27 Nov 2020, 14:20 WIB

Senjata tembakan dari triplek bekas tersebut menjadi salah satu cara untuk anak-anak mengusir kejenuhan usai belajar secara online

Foto 1 dari 6

Anak-anak bermain senjata tembakan yang terbuat dari triplek bekas untuk mengusir kejenuhan usai belajar secara online di Parakan, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (27/11/2020). Hampir 10 bulan mereka tidak melakukan aktivitas belajar tatap muka karena pandemi Covid 19. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Foto 2 dari 6

Anak-anak mengamati orang dewasa membuat senjata tembakan dari triplek bekas untuk mereka mengusir kejenuhan usai belajar secara online di Parakan, Tangerang Selatan, Jumat (27/11/2020). Hampir 10 bulan mereka tidak melakukan aktivitas belajar tatap muka karena Covid 19. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Foto 3 dari 6

Anak-anak bermain senjata tembakan yang terbuat dari triplek bekas untuk mengusir kejenuhan usai belajar secara online di Parakan, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (27/11/2020). Hampir 10 bulan mereka tidak melakukan aktivitas belajar tatap muka karena pandemi Covid 19. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Foto 4 dari 6

Berita Terkait

Anak-anak bermain senjata tembakan yang terbuat dari triplek bekas untuk mengusir kejenuhan usai belajar secara online di Parakan, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (27/11/2020). Hampir 10 bulan mereka tidak melakukan aktivitas belajar tatap muka karena pandemi Covid 19. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Foto 5 dari 6

Anak-anak mengamati orang dewasa membuat senjata tembakan dari triplek bekas untuk mereka mengusir kejenuhan usai belajar secara online di Parakan, Tangerang Selatan, Jumat (27/11/2020). Hampir 10 bulan mereka tidak melakukan aktivitas belajar tatap muka karena Covid 19. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Foto 6 dari 6

Anak-anak bermain senjata tembakan yang terbuat dari triplek bekas untuk mengusir kejenuhan usai belajar secara online di Parakan, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (27/11/2020). Hampir 10 bulan mereka tidak melakukan aktivitas belajar tatap muka karena pandemi Covid 19. (merdeka.com/Dwi Narwoko)