FOTO: Penemuan Jejak Kaki Berusia 23 Ribu Tahun di New Mexico

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 25 Sep 2021, 15:30 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2021 15:30 WIB
Jejak Kaki Berumur 23 Ribu Tahun di New Mexico
Temuan ini menunjukkan bahwa manusia menetap di Amerika Utara jauh sebelum Zaman Es berakhir, menurut para peneliti.
Foto 1 dari 5
Jejak Kaki Berumur 23 Ribu Tahun di New Mexico
Gambar tak bertanggal terlihat fosil jejak kaki di New Mexico. Menurut penelitian yang diterbitkan pada 23 September 2021, jejak kaki berusia 23.000 tahun itu menunjukkan manusia menetap di Amerika Utara jauh sebelum akhir Zaman Es terakhir. (HO/National Park Service and Bournemouth University/AFP)
Foto 2 dari 5
Jejak Kaki Berumur 23 Ribu Tahun di New Mexico
Gambar tak bertanggal yang dirilis pada September 2021 menunjukkan fosil jejak kaki berusia 23.000 tahun di New Mexico. Jejak kaki itu tertinggal di lumpur di tepi danau yang sudah lama mengering dan kini menjadi bagian dari gurun New Mexico. (HO/National Park Service and Bournemouth University/AFP)
Foto 3 dari 5
Jejak Kaki Berumur 23 Ribu Tahun di New Mexico
Gambar tak bertanggal terlihat fosil jejak kaki di New Mexico. Menurut penelitian yang diterbitkan pada 23 September 2021, jejak kaki berusia 23.000 tahun itu menunjukkan manusia menetap di Amerika Utara jauh sebelum akhir Zaman Es terakhir. (HO/National Park Service and Bournemouth University/AFP)
Foto 4 dari 5
Jejak Kaki Berumur 23 Ribu Tahun di New Mexico
Gambar yang dirilis pada September 2021 menunjukkan fosil jejak kaki berusia 23.000 tahun disiapkan untuk pencitraan 3 dimensi di New Mexico. Temuan memundurkan perkiraan tanggal kapan benua tersebut dihuni pertama kalinya selama ribuan tahun (HO/National Park Service and Bournemouth University/AFP)
Foto 5 dari 5
Jejak Kaki Berumur 23 Ribu Tahun di New Mexico
Foto tak bertanggal yang dirilis pada September 2021 menunjukkan fosil jejak kaki manusia di White Sands National Park di New Mexico. Jejak kaki pertama ditemukan di dasar danau kering di Taman Nasional White Sands pada tahun 2009. (National Park Service and Bournemouth University via AP)