FOTO: Aktivitas Perajin Kain Tenun Baduy di Tengah Pandemi COVID-19

oleh Johan Fatzry, diperbarui 23 Jun 2022, 14:23 WIB

Diterbitkan 15 Okt 2021, 20:00 WIB

Aktivitas Perajin Kain Tenun Baduy di Tengah Pandemi COVID-19

Pelaku usaha penjual perajin kain tenun Baduy ditengah pandemi Covid-19 mereka menghentikan kegiatan produksi.

Foto 1 dari 7

Warga suku Baduy menenun kain di Ciboleger, Lebak, Banten Jumat (15/10/2021). Pelaku usaha penjual perajin kain tenun Baduy di tengah pandemi Covid-19 mereka menghentikan kegiatan produksi. (merdeka.com/Imam Buhori)

Foto 2 dari 7

Warga suku Baduy menenun kain di Ciboleger, Lebak, Banten Jumat (15/10/2021). Namun saat ini melalui perajin kain tenun masyarakat Baduy mulai sedikit bernafas lega kini banyaknya permintaan terus meningkat dari wisatawan yang berkunjung kesini. (merdeka.com/Imam Buhori)

Foto 3 dari 7

Warga suku Baduy menenun kain di Ciboleger, Lebak, Banten Jumat (15/10/2021). Harga kain tenun dijual dengan kisaran harga mulai dari Rp 120 ribu hingga Rp. 750 ribu perpotong tergantung jenis dan motif. (merdeka.com/Imam Buhori)

Foto 4 dari 7

Berita Terkait

Warga suku Baduy menenun kain di Ciboleger, Lebak, Banten Jumat (15/10/2021). Pelaku usaha penjual perajin kain tenun Baduy di tengah pandemi Covid-19 mereka menghentikan kegiatan produksi. (merdeka.com/Imam Buhori)

Foto 5 dari 7

Warga suku Baduy menenun kain di Ciboleger, Lebak, Banten Jumat (15/10/2021). Namun saat ini melalui perajin kain tenun masyarakat Baduy mulai sedikit bernafas lega kini banyaknya permintaan terus meningkat dari wisatawan yang berkunjung kesini. (merdeka.com/Imam Buhori)

Foto 6 dari 7

Warga suku Baduy menenun kain di Ciboleger, Lebak, Banten Jumat (15/10/2021). Harga kain tenun dijual dengan kisaran harga mulai dari Rp 120 ribu hingga Rp. 750 ribu perpotong tergantung jenis dan motif. (merdeka.com/Imam Buhori)

Foto 7 dari 7

Warga suku Baduy menenun kain di Ciboleger, Lebak, Banten Jumat (15/10/2021). Pelaku usaha penjual perajin kain tenun Baduy di tengah pandemi Covid-19 mereka menghentikan kegiatan produksi. (merdeka.com/Imam Buhori)