Uganda Deklarasikan Perang Terhadap Pakaian Bekas

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 05 Des 2023, 18:05 WIB
Diterbitkan 05 Des 2023 18:05 WIB
Uganda Deklarasikan Perang Terhadap Pakaian Bekas
Presiden Uganda Yoweri Museveni mengumumkan larangan impor pakaian bekas ke Uganda dengan alasan bahwa hal tersebut mempengaruhi perkembangan industri tekstil lokal dan menyatakan bahwa pakaian bekas adalah milik orang yang sudah meninggal.
Foto 1 dari 7
Uganda Deklarasikan Perang Terhadap Pakaian Bekas
Pembeli memilih barang dari tumpukan pakaian bekas yang dijual di pasar di Kampala pada 7 Oktober 2023. (BADRU KATUMBA / AFP)
Foto 2 dari 7
Uganda Deklarasikan Perang Terhadap Pakaian Bekas
Presiden Uganda Yoweri Museveni mengumumkan larangan impor pakaian bekas ke Uganda dengan alasan bahwa hal tersebut mempengaruhi perkembangan industri tekstil lokal dan menyatakan pakaian bekas adalah milik orang yang sudah meninggal. (BADRU KATUMBA / AFP)
Foto 3 dari 7
Uganda Deklarasikan Perang Terhadap Pakaian Bekas
Uganda secara tradisional mengimpor pakaian bekas dalam jumlah besar, yang disukai banyak orang Uganda karena harganya yang terjangkau. (BADRU KATUMBA / AFP)
Foto 4 dari 7
Uganda Deklarasikan Perang Terhadap Pakaian Bekas
Didirikan pada tahun 1971, pasar barang bekas Owino yang luas ini mempekerjakan sekitar 80.000 orang, 70 persen di antaranya adalah perempuan, menurut pemerintah kota Kampala. (BADRU KATUMBA / AFP)
Foto 5 dari 7
Uganda Deklarasikan Perang Terhadap Pakaian Bekas
Setiap hari, ratusan pelanggan berdesakan di gang-gang sempit yang memisahkan kios-kios kayu darurat, ingin mendapatkan barang dengan harga murah. (BADRU KATUMBA / AFP)
Foto 6 dari 7
Uganda Deklarasikan Perang Terhadap Pakaian Bekas
Di sini, sebuah blazer Pierre Cardin bekas dijual seharga 40.000 shilling Uganda ($11), jauh lebih murah daripada harga blazer baru. (BADRU KATUMBA / AFP)
Foto 7 dari 7
Uganda Deklarasikan Perang Terhadap Pakaian Bekas
Meskipun tidak ada angka resmi yang tersedia, Asosiasi Pedagang Pakaian dan Sepatu Bekas Uganda memperkirakan 16 juta orang - satu dari tiga orang Uganda - mengenakan pakaian bekas. (BADRU KATUMBA / AFP)