Jelang Imlek, Permintaan Kue Keranjang Meningkat

oleh Arnaz Sofian, diperbarui 26 Jan 2024, 16:30 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2024, 18:05 WIB
Kue Keranjang Imlek
Kue Keranjang merupakan salah satu makanan khas yang dianggap wajib tersedia dalam perayaan Tahun Baru Imlek. Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, pada awalnya Kue Keranjang ditujukan sebagai hidangan untuk menyenangkan Dewa Tungku agar membawa laporan yang menyenangkan kepada Raja Surga.
Foto 1 dari 9
Kue Keranjang Imlek
Pekerja melakukan pengemasan saat menyelesaikan pembuatan kue keranjang di Pabrik Kue Hoki, kawasan Sawangan, Depok, Jawa Barat, Jumat (26/1/2024). (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 2 dari 9
Kue Keranjang Imlek
Jelang perayaan Tahun Baru Imlek yang jatuh pada 10 Februari mendatang, permintaan kue keranjang meningkat sekitar 20 persen. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 3 dari 9
Kue Keranjang Imlek
Tahun ini, ditargetkan sekitar 2.000 hingga 3.000 ribu kue keranjang diproduksi per hari dengan harga sekitar Rp 40 ribu hingga Rp 70 ribu per boks. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 4 dari 9
Kue Keranjang Imlek
Sementara untuk kue keranjang susun dihargai Rp 200.000 - Rp 1.200.000. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 5 dari 9
Kue Keranjang Imlek
Perayaan Imlek turut membawa keberkahan bagi warga sekitar yang dipekerjakan. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 6 dari 9
Kue Keranjang Imlek
Pekerja menyelesaikan pembuatan kue keranjang di Pabrik Kue Hoki. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 7 dari 9
Kue Keranjang Imlek
Kue Keranjang merupakan salah satu makanan khas yang dianggap wajib tersedia dalam perayaan Tahun Baru Imlek. Dalam bahasa Mandarin, Kue Keranjang disebut Nian Gao. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 8 dari 9
Kue Keranjang Imlek
Arti Kue Keranjang adalah kue yang terbuat dari tepung ketan dan gula, serta mempunyai tekstur yang kenyal dan lengket. Penamaan Kue Keranjang ini berasal dari wadah cetaknya yang berbentuk keranjang. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 9 dari 9
Kue Keranjang Imlek
Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, pada awalnya Kue Keranjang ditujukan sebagai hidangan untuk menyenangkan Dewa Tungku agar membawa laporan yang menyenangkan kepada Raja Surga. (merdeka.com/Arie Basuki)