Zimbabwe Mulai Edarkan Mata Uang ZiG

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 01 Mei 2024, 16:04 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2024, 16:35 WIB
ZiG Zimbabwe
Zimbabwe meluncurkan ZiG pada 5 April 2024 untuk menggantikan dolar Zimabwe dalam upaya mengatasi inflasi yang sangat tinggi dan menstabilkan ekonomi negara yang telah lama terpuruk, tetapi sebelum 30 April 2024, sebagian besar pembayaran elektronik hanya dapat dilakukan dengan ZiG.
Foto 1 dari 7
ZiG Zimbabwe
Seorang perempuan memegang uang kertas dan koin Zimbabwe baru yang disebut ZiG, di jalan-jalan Harare, Zimbabwe, Selasa, 30 April 2024. (AP Photo/Tsvangirayi Mukwazhi)
Foto 2 dari 7
ZiG Zimbabwe
Zimbabwe pada hari Selasa mulai mengedarkan mata uang baru untuk menggantikan mata uang yang telah terpukul oleh depresiasi dan sering kali ditolak oleh masyarakat. (AP Photo/Tsvangirayi Mukwazhi)
Foto 3 dari 7
ZiG Zimbabwe
ZiG diperkenalkan secara elektronik pada awal April, namun masyarakat sekarang dapat menggunakan uang kertas dan koin. (AP Photo/Tsvangirayi Mukwazhi)
Foto 4 dari 7
ZiG Zimbabwe
Ini adalah upaya terbaru negara Afrika bagian selatan tersebut untuk menghentikan krisis mata uang yang telah berlangsung lama dan menyoroti masalah ekonomi yang terus berlanjut di negara tersebut. (AP Photo/Tsvangirayi Mukwazhi)
Foto 5 dari 7
ZiG Zimbabwe
Pemerintah sebelumnya telah melontarkan berbagai ide untuk menggantikan dolar Zimbabwe, termasuk memperkenalkan koin emas untuk membendung inflasi dan bahkan mencoba mata uang digital. (AP Photo/Tsvangirayi Mukwazhi)
Foto 6 dari 7
ZiG Zimbabwe
Sejak diluncurkan secara elektronik pada 5 April, ZiG – kependekan dari Zimbabwe Gold dan didukung oleh cadangan emas negara tersebut – tampaknya mengalami ketidakpercayaan yang sama, dan beberapa departemen pemerintah menolak menerimanya. (Jekesai NJIKIZANA / AFP)
Foto 7 dari 7
ZiG Zimbabwe
ZiG adalah mata uang keenam yang digunakan Zimbabwe sejak keruntuhan dolar Zimbabwe yang spektakuler pada tahun 2009 di tengah hiperinflasi sebesar 5 miliar persen, salah satu kehancuran mata uang terburuk di dunia hingga saat ini. (Jekesai NJIKIZANA / AFP)