Tolak Impor Sampah Plastik, Aktivis Lingkungan Geruduk Konjen Australia dan Jepang

oleh Helmi Fithriansyah, diperbarui 11 Jun 2024, 20:03 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2024, 19:30 WIB
Aktivis Geruduk Kantor Konjen Australia dan Jepang
Aktivis lingkungan dari yayasan ECOTON dan mahasiswa di Jawa Timur melakukan aksi unjuk rasa di depan Konsulat Jenderal Australia dan Jepang di Surabaya. Unjuk rasa untuk mendesak pemerintah Australia dan Jepang segera menghentikan ekspor sampah plastik ke Indonesia. Saat berunjuk rasa, para aktivis menampilkan visualisasi dampak buruk sampah plastik terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat Indonesia.
Foto 1 dari 7
Aktivis Geruduk Kantor Konjen Australia dan Jepang
Aktivis lingkungan dari yayasan ECOTON dan mahasiswa di Jawa Timur ikut serta dalam aksi unjuk rasa di depan Konsulat Jenderal Australia di Surabaya pada 11 Juni 2024. (JUNI KRISWANTO/AFP)
Foto 2 dari 7
Aktivis Geruduk Kantor Konjen Australia dan Jepang
Unjuk rasa mendesak pemerintah Australia dan Jepang segera menghentikan ekspor sampah plastik ke Indonesia. (JUNI KRISWANTO/AFP)
Foto 3 dari 7
Aktivis Geruduk Kantor Konjen Australia dan Jepang
Aksi unjuk rasa diwarnai dengan adegan teatrikal bertajuk 'Sampahmu Menenggelamkan Kami'. (JUNI KRISWANTO/AFP)
Foto 4 dari 7
Aktivis Geruduk Kantor Konjen Australia dan Jepang
Para aktivis menampilkan visualisasi dampak buruk sampah plastik terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat. (JUNI KRISWANTO/AFP)
Foto 5 dari 7
Aktivis Geruduk Kantor Konjen Australia dan Jepang
Data UN Comtrade menyebutkan, Australia dan Jepang merupakan negara yang aktif mengirimkan sampah plastik ke Indonesia. (JUNI KRISWANTO/AFP)
Foto 6 dari 7
Aktivis Geruduk Kantor Konjen Australia dan Jepang
Sepanjang 2023-2024, sebanyak 22.333 ton sampah plastik masuk dari Australia. Jumlah ini mengalami kenaikan 27,9% dari tahun sebelumnya. (JUNI KRISWANTO/AFP)
Foto 7 dari 7
Aktivis Geruduk Kantor Konjen Australia dan Jepang
Sedangkan Jepang pada tahun 2023 mengirimkan 12.460 ton sampah, atau mengalami peningkatan 14,37% dibandingkan sebelumnya. (JUNI KRISWANTO/AFP)