Tangkal Hoax, Jaga Keutuhan Informasi di Era Digital

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 31 Jul 2024, 16:05 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2024 16:05 WIB
Liputan6 x Fimela Cipta & Cipta
Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Siberkreasi terus berupaya untuk membasmi konten negatif, termasuk hoaks dan judi online yang kini masih membanjiri internet.
Foto 1 dari 7
Liputan6 x Fimela Cipta & Cipta
Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Slamet Santoso bersama Yosi Mokalu selaku penyanyi, song writer, dan content creator menjadi pembicara dalam acara Diskusi Lintas Generasi dalam rangkaian Liputan6.com Awards yang digelar Liputan6.com dan Fimela di Jakarta, Rabu (31/7/2024). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Foto 2 dari 7
Liputan6 x Fimela Cipta & Cipta
Diskusi menangkal hoax tersebut mengangkat tema "Menjaga Keutuhan Informasi Di Era Digital." (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Foto 3 dari 7
Liputan6 x Fimela Cipta & Cipta
Informasi hoaks masih memadati dunia maya hingga meresahkan banyak orang. Berdasarkan data yang dipaparkan Kominfo, sejak 2023 kementerian ini telah menghapus 3,76 juta konten negatif di media sosial dan internet. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Foto 4 dari 7
Liputan6 x Fimela Cipta & Cipta
Menurut Slamet Santoso, dari lebih dari tiga juga konten yang dihapus dari internet, 1,9 juta di antaranya bukanlah konten hoaks.(Liputan6.com/Herman Zakharia)
Foto 5 dari 7
Liputan6 x Fimela Cipta & Cipta
Untuk menangani konten negatif termasuk hoaks dan judi online, Kominfo pun bekerja sama seluruh stakeholder, termasuk mitra Gerakan Nasional Literasi Digital yang kini memiliki 115 anggota. Salah satunya adalah gerakan Siberkreasi yang diketuai oleh Yosi Mokalu. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Foto 6 dari 7
Liputan6 x Fimela Cipta & Cipta
Ketua Siberkreasi Yosi Mokalu, mengungkap pihaknya bahu membahu dengan Kominfo untuk melawan hoaks dan konten negatif lainnya. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Foto 7 dari 7
Liputan6 x Fimela Cipta & Cipta
Menurut Yosi, seiring perkembangan teknologi yang begitu pesat, kadang sifat penggunanya yang ingin dipandang sebagai "orang pertama menyebarkan" juga turut mempercepat penyebaran hoaks.(Liputan6.com/Herman Zakharia)