Iran Tutup Institut Bahasa Jerman di Teheran

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 21 Agu 2024, 08:05 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2024 08:05 WIB
Iran menutup institut bahasa Jerman di Tehran
Polisi Iran menutup sekolah bahasa yang terkait dengan Kedutaan Besar Jerman pada hari Selasa, memaksa lembaga kebudayaan tersebut menghentikan operasinya, menurut laporan lokal. Sebuah laporan oleh Nournews.ir, yang diyakini dekat dengan badan keamanan Iran, menerbitkan foto pasukan polisi menurunkan tanda yang menunjukkan nama perusahaan tersebut. Institut Pengajaran Bahasa Jerman didirikan di ibu kota pada tahun 1995, menurut kedutaan.
Foto 1 dari 6
Iran menutup institut bahasa Jerman di Tehran
Gerbang institut bahasa yang disertifikasi oleh kedutaan Jerman terlihat dengan pemberitahuan penutupan polisi Iran, di Teheran utara, Selasa (20/8/2024). (AP Photo/Vahid Salemi)
Foto 2 dari 6
Iran menutup institut bahasa Jerman di Tehran
Polisi Iran menutup sekolah bahasa yang terkait dengan Kedutaan Besar Jerman pada hari Selasa, memaksa lembaga kebudayaan tersebut menghentikan operasinya, menurut laporan lokal. (AP Photo/Vahid Salemi)
Foto 3 dari 6
Iran menutup institut bahasa Jerman di Tehran
Tindakan ini secara luas dipandang sebagai pembalasan atas larangan Berlin terhadap Pusat Islam Hamburg dan lima organisasi lain di seluruh Jerman pada bulan Juli. (AP Photo/Vahid Salemi)
Foto 4 dari 6
Iran menutup institut bahasa Jerman di Tehran
Kantor berita pengadilan Mizan mempublikasikan gambar yang menunjukkan pasukan keamanan menurunkan spanduk Institut Bahasa Jerman di Teheran, yang terkait dengan kedutaan Jerman. (AP Photo/Vahid Salemi)
Foto 5 dari 6
Iran menutup institut bahasa Jerman di Tehran
“Selain itu, ada laporan pelanggaran yang dilakukan oleh pusat-pusat lain yang berafiliasi dengan Jerman dan penyelidikan mengenai masalah ini sedang berlangsung,” sambung Mizan. (AP Photo/Vahid Salemi)
Foto 6 dari 6
Iran menutup institut bahasa Jerman di Tehran

Kementerian Luar Negeri Jerman mengecam penutupan sekolah bahasa tersebut, dengan mengatakan “tidak ada alasan untuk membenarkan tindakan tersebut” dan bahwa “pertukaran bahasa adalah dasar dari saling pengertian.” (AP Photo/Vahid Salemi)