Gudang Tua di Pinggiran Beirut Disulap Jadi Lokasi Pengungsian Pekerja Migran

oleh Helmi Fithriansyah, diperbarui 22 Okt 2024, 12:45 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2024 12:45 WIB
Gudang Tua di Pinggiran Beirut Disulap Jadi Lokasi Pengungsian Pekerja Migran
Sekelompok sukarelawan mengubah sebuah gudang tak terpakai menjadi lokasi penampungan pengungsi bagi para pekerja migran Afrika di Lebanon. Mereka terpaksa mengungsi untuk menghindari pemboman Israel di Lebanon selatan. Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) menyebut ada sekitar 170.000 pekerja migran di Lebanon. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan asal Kenya, Ethiopia, Sudan, Sri Lanka dan Bangladesh.
Foto 1 dari 7
Gudang Tua di Pinggiran Beirut Disulap Jadi Lokasi Pengungsian Pekerja Migran
Para pekerja migran Afrika yang terlantar mengungsi di sebuah gudang, di pinggiran timur Beirut pada 21 Oktober 2024. (Joseph EID/AFP)
Foto 2 dari 7
Gudang Tua di Pinggiran Beirut Disulap Jadi Lokasi Pengungsian Pekerja Migran
Sekelompok sukarelawan mengubah sebuah gudang tak terpakai menjadi lokasi penampungan pengungsi bagi para pekerja migran Afrika di Lebanon. (Joseph EID/AFP)
Foto 3 dari 7
Gudang Tua di Pinggiran Beirut Disulap Jadi Lokasi Pengungsian Pekerja Migran
Para pekerja migran terpaksa mengungsi untuk menghindari pemboman Israel di Lebanon selatan. (Joseph EID/AFP)
Foto 4 dari 7
Gudang Tua di Pinggiran Beirut Disulap Jadi Lokasi Pengungsian Pekerja Migran
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) menyebut ada sekitar 170.000 pekerja migran di Lebanon. (Joseph EID/AFP)
Foto 5 dari 7
Gudang Tua di Pinggiran Beirut Disulap Jadi Lokasi Pengungsian Pekerja Migran
Kebanyakan dari mereka adalah perempuan asal Kenya, Ethiopia, Sudan, Sri Lanka dan Bangladesh. (Joseph EID/AFP)
Foto 6 dari 7
Gudang Tua di Pinggiran Beirut Disulap Jadi Lokasi Pengungsian Pekerja Migran
Saat ini, mereka mencari lokasi yang aman dari serangan udara Israel. (Joseph EID/AFP)
Foto 7 dari 7
Gudang Tua di Pinggiran Beirut Disulap Jadi Lokasi Pengungsian Pekerja Migran
Sebelumnya, pada Jumat (4/10/2024), salah satu petinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa sebagian besar tempat pengungsian yang disediakan di Lebanon sudah penuh. (Joseph EID/AFP)