HEADLINE HARI INI
Melalui Seni, Kabata Tanrasula Merajut Sejarah dan Identitas di Cape Town Afrika Selatan
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5055045/original/083571800_1734435117-20241217-Cape_Town-CP_1.jpg)
Melalui Seni, Kabata Tanrasula Merajut Sejarah dan Identitas di Cape Town Afrika Selatan
Kabata Tanrasula bermakna “syair tentang kemuliaan manusia”, berasal dari bahasa Maluku Utara (Kabata) dan Bahasa Makassar untuk kata Tanrasula. Penampilan karya yang difasilitasi Kementerian Kebudayaan RI ini melibatkan lima komposer: Aristofani dari Makassar, Maskur Daeng Ngesa dari Gowa, Atadengkofia dari Ternate, Lawe Samagaha dari Bogor, Anggara Satria dari Riau, serta 1 videografer Agus Eko Triyono dari Solo. Selama 45 menit, Kabata Tanrasula menghidupkan panggung dengan perpaduan instrumen tradisional Nusantara, narasi dan teks seni tutur, gerak, animasi visual, dan tata cahaya. Kabata Tanrasula berkisah tentang perjalanan dan perjuangan Syekh Yusuf Al-Makassari dan Syekh Imam Abdullah Kadi Abdussalam dari Tidore yang diasingkan ke Cape Town, Afrika Selatan. Kabata Tanrasula tidak hanya berkisah tentang perjuangan dua tokoh besar, Syekh Yusuf Al-Makassari dan Syekh Imam Abdullah Kadi Abdussalam, tetapi juga menghadirkan sebuah dialog penting tentang dekolonisasi dan identitas yang relevan hingga saat ini.
Foto 1 dari 10
Foto 2 dari 10
Foto 3 dari 10
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5055047/original/060040600_1734435118-20241217-Cape_Town-CP_3.jpg)
Melalui Seni, Kabata Tanrasula Merajut Sejarah dan Identitas di Cape Town Afrika Selatan
Penampilan karya yang difasilitasi Kementerian Kebudayaan RI ini melibatkan lima komposer: Aristofani dari Makassar, Maskur Daeng Ngesa dari Gowa, Atadengkofia dari Ternate, Lawe Samagaha dari Bogor, Anggara Satria dari Riau, serta 1 videografer Agus Eko Triyono dari Solo. (Foto oleh: Konstelasi Artistik Indonesia)
Foto 4 dari 10
Berita Terkait
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5055048/original/004110800_1734435119-20241217-Cape_Town-CP_4.jpg)
Melalui Seni, Kabata Tanrasula Merajut Sejarah dan Identitas di Cape Town Afrika Selatan
Selain itu terdapat seniman pendukung seperti Bakri Daeng Bombong, Azis Daeng Gassing, Arif Rahman, Zahran Dzulfiqar, Rizky Salman, dan Abimevlana Hatta. Untuk optimalisasi Kabata Tanrasula sebagai karya musik untuk seni pertunjukan, Konstelasi Artistik Indonesia melibatkan Ancoe Amar sebagai sutradara, Mamedz penata cahaya, dan Isa Faizal untuk pengembangan artistik. (Foto oleh: Konstelasi Artistik Indonesia)
Foto 5 dari 10
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5055049/original/048536300_1734435119-20241217-Cape_Town-CP_5.jpg)
Melalui Seni, Kabata Tanrasula Merajut Sejarah dan Identitas di Cape Town Afrika Selatan
Selama 45 menit, Kabata Tanrasula menghidupkan panggung dengan perpaduan instrumen tradisional Nusantara, narasi dan teks seni tutur, gerak, animasi visual, dan tata cahaya. (Foto oleh: Konstelasi Artistik Indonesia)
Foto 6 dari 10
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5055050/original/091761000_1734435119-20241217-Cape_Town-CP_6.jpg)
Melalui Seni, Kabata Tanrasula Merajut Sejarah dan Identitas di Cape Town Afrika Selatan
Kabata Tanrasula berkisah tentang perjalanan dan perjuangan Syekh Yusuf Al-Makassari dan Syekh Imam Abdullah Kadi Abdussalam dari Tidore yang diasingkan ke Cape Town, Afrika Selatan. (Foto oleh: Konstelasi Artistik Indonesia)
Foto 7 dari 10
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5055051/original/034742700_1734435120-20241217-Cape_Town-CP_7.jpg)
Melalui Seni, Kabata Tanrasula Merajut Sejarah dan Identitas di Cape Town Afrika Selatan
Karya ini dimulai dengan kelahiran Syekh Yusuf di Gowa pada tanggal 3 Juli 1626. Cahaya terang yang memancar hingga ke langit di Gowa menandai peristiwa kelahiran Syekh Yusuf menjadi cerita turun-temurun dan menghebohkan Gowa hingga ke Kerajaan Tallo. (Foto oleh: Konstelasi Artistik Indonesia)
Foto 8 dari 10
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5055052/original/077134000_1734435120-20241217-Cape_Town-CP_8.jpg)
Melalui Seni, Kabata Tanrasula Merajut Sejarah dan Identitas di Cape Town Afrika Selatan
Produksi Kabata Tanrasula di Cape Town menjadi fase puncak dari rangkaian proses Seeking Tuan Guru. Helza Amelia, Manajer Produksi Kabata Tanrasula, menjelaskan bahwa perjalanan panjang ini tidak hanya menghadirkan sebuah pertunjukan seni, tetapi juga menjadi medium refleksi sejarah dan budaya yang menghubungkan Nusantara dan Afrika Selatan. (Foto oleh: Konstelasi Artistik Indonesia)
Foto 9 dari 10
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5055053/original/019356400_1734435121-20241217-Cape_Town-CP_9.jpg)
Melalui Seni, Kabata Tanrasula Merajut Sejarah dan Identitas di Cape Town Afrika Selatan
Kabata Tanrasula tidak hanya berkisah tentang perjuangan dua tokoh besar, Syekh Yusuf Al-Makassari dan Syekh Imam Abdullah Kadi Abdussalam, tetapi juga menghadirkan sebuah dialog penting tentang dekolonisasi dan identitas yang relevan hingga saat ini. (Foto oleh: Konstelasi Artistik Indonesia)
Foto 10 dari 10
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
More News
-
Berita Foto Tingkatkan Layanan, Transjakarta Berencana Perluas Rute Perjalanan di Wilayah Bodetabek
-
Berita Foto Potret Artis Indonesia Hadir di Premiere The White Lotus 3, Ada Vanesha 'Milea'
-
Berita Foto Tanpa Penerangan Lampu, Warga Palestina Bertahan Hidup di Reruntuhan
-
Berita Foto Kalah Agregat Gol, AC Milan Tersingkir dari Liga Champions 2024/2025
Tag Terkait