Konflik Kongo Picu Krisis Kemanusiaan yang Kian Memburuk

oleh Helmi Fithriansyah, diperbarui 04 Feb 2025, 09:54 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2025, 10:00 WIB
Krisis Kemanusiaan di Kongo
Warga Kongo yang mengungsi akibat konflik bersenjata antara pemberontak M23 dan Angkatan Bersenjata Republik Demokratik Kongo mengalami beragam kesulitan. Konflik ini memicu krisis kemanusiaan yang kian hari semakin memburuk. Konflik juga memicu gelombang pengungsian besar-besaran. Sementara, pasokan bantuan makanan, termasuk air bersih serta obat-obatan kian menipis, terutama di kota Goma yang dihuni sekitar tiga juta penduduk. Kondisi kamp-kamp pengungsi semakin mengkhawatirkan dengan terbatasnya layanan air dan kesehatan yang bisa meningkatkan risiko timbulnya wabah penyakit.
Foto 1 dari 7
Krisis Kemanusiaan di Kongo
Para pengungsi mengambil air di kamp pengungsi internal Kashaka di pinggiran kota Goma, Republik Demokratik Kongo pada 3 Februari 2025. (Jospin Mwisha/AFP)
Foto 2 dari 7
Krisis Kemanusiaan di Kongo
Warga Kongo yang mengungsi akibat konflik bersenjata antara pemberontak M23 dan Angkatan Bersenjata Republik Demokratik Kongo mengalami beragam kesulitan. (Jospin Mwisha/AFP)
Foto 3 dari 7
Krisis Kemanusiaan di Kongo
Dalam lima hari terakhir, sedikitnya 700 orang tewas dan 2.800 lainnya mengalami luka akibat konflik bersenjata yang kembali terjadi di Kongo. (Jospin Mwisha/AFP)
Foto 4 dari 7
Krisis Kemanusiaan di Kongo
Konflik ini memicu krisis kemanusiaan yang kian hari semakin memburuk. (Jospin Mwisha/AFP)
Foto 5 dari 7
Krisis Kemanusiaan di Kongo
Konflik antara pemberontak M23 dan Angkatan Bersenjata Republik Demokratik Kongo juga memicu gelombang pengungsian besar-besaran. (Jospin Mwisha/AFP)
Foto 6 dari 7
Krisis Kemanusiaan di Kongo
Sementara, pasokan bantuan makanan, termasuk air bersih serta obat-obatan kian menipis, terutama di kota Goma yang dihuni sekitar tiga juta penduduk. (Jospin Mwisha/AFP)
Foto 7 dari 7
Krisis Kemanusiaan di Kongo
Kondisi kamp-kamp pengungsi semakin mengkhawatirkan dengan terbatasnya layanan air dan kesehatan yang bisa meningkatkan risiko timbulnya wabah penyakit. (Jospin Mwisha/AFP)