Pemilih Bermasalah Pemilu 2019 di Riau Capai 370.000

Upaya untuk mendata warga yang memenuhi persyaratan sebagai pemilih saat Pemilu 2019 nanti tidak hanya dilakukan oleh KPU, tetapi juga Bawaslu.

oleh Liputan6.comDevira Prastiwi diperbarui 26 Okt 2018, 13:13 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2018, 13:13 WIB
Gerakan Melindungi Hak Pilih
Warga mengecek namanya dalam DPT Pemilu 2019 di pos pendaftaran di kawasan Car Free Day, Jakarta, Minggu (21/10). Pendaftaran ini dibuka hingga 28 Oktober dengan syarat membawa fotocopy e-KTP dan Kartu Keluarga. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Riau - Badan Pengawas Pemilu Provinsi (Bawaslu) Kepulauan Riau menyebut jika daftar pemilih pada Pemilu 2019 di wilayah tersebut masih bermasalah.

Menurut Anggota Bawaslu Kepri Indrawan, data dari Ditjen Administrasi Kependudukan Kementerian Dalam Negeri menunjukkan jika data pemilih yang bermasalah mencapai 370.000 orang, atau paling banyak di Batam.

"Dari data tersebut, KPU Provinsi Kepri dan KPU kabupaten/kota sudah menindaklanjutinya," ujar Indrawan, seperti dilansir Antara, Jumat (26/10/2018).

Setelah diperiksa, lanjut dia, ternyata data dari Ditjen Administrasi Kependudukan juga belum bersih karena orang yang sudah meninggal dunia dan pindah tempat tinggal masih terdata ikut Pemilu.

Indrawan menyebutkan dari data tersebut, kemudian RT dilibatkan untuk menyisir nama-nama itu. "Hasilnya akan kami audit apakah sudah bersih atau belum sehingga perlu diperbaiki," ucapnya.

Menurut Indrawan, upaya untuk mendata warga yang memenuhi persyaratan sebagai pemilih tidak hanya dilakukan oleh KPU, tetapi juga Bawaslu. Dia mengatakan, KPU Provinsi Kepri hingga jajarannya di tingkat kelurahan membangun posko.

"Sedangkan Bawaslu Provinsi Kepri dan jajarannya membangun posko pengaduan hingga di tingkat kelurahan," kata Indrawan.

Berdasarkan hasil sementara, menurut dia, posko yang dibangun kurang dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Pasalnya, jumlah warga yang melapor ke posko tersebut masih relatif sedikit.

"Masyarakat kurang aktif meski sosialisasi dilakukan secara intensif. Jumlahnya masih sedikit," pungkas Indrawan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya