Kader Dukung Jokowi Baru 75 Persen, Ketum Golkar: Kita Dorong Terus

Airlangga mengatakan, target suara yang dikejar untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf diharapkan sesuai dengan jumlah suara perolehan Partai Golkar pada Pemilu Legislatif.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Des 2018, 06:34 WIB
Diterbitkan 20 Des 2018, 06:34 WIB
Persiapan Pemilu 2019, Ketum Golkar Bekali Calon Legislatif DPR RI
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, hadir dalam acara Pembekalan Caleg DPR RI Partai Golongan Karya di Jakarta, Rabu (19/12). Pembekalan diadakan dalam rangka persiapan menghadapi Pemilu 2019 mendatang. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Kader Partai Golkar belum 100 persen mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf. Ketua Umum Airlangga Hartarto pun akan terus berupaya menaikkan dukungan dari kadernya.

"Dari Januari 15 persen. Sekarang sudah naik ke 75 persen. Tentu ini kita push terus. Karena tentu kalau Golkar pengalinya beda. Kita kan kemarin sekitar 19 juta (suara), jadi (yang pilih Jokowi-Ma'ruf) 75 persen dari 19 juta tentu berbeda dengan yang lain yang pengalinya lebih kecil," ujar Airlangga usai memberi pembekalan caleg DPR RI di Kantor DPP Partai Golkar, Grogol, Jakarta Barat, Rabu 19 Desember 2018.

Dia mengatakan, para pemilih Jokowi-Ma'ruf ini termasuk kader dan warga yang berada di basis pemilih partai berlambang beringin ini. Suara basis pemilih ini, sangat tergantung dari kader.

"Karena basis pemilih kan tergantung pada kader," ujar Menteri Perindustrian ini.

Dia mengatakan, target suara yang dikejar untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf diharapkan sesuai dengan jumlah suara perolehan Partai Golkar pada Pileg 2019.

"Nanti kita lihat. Kalau Golkar 19 juta, 19 juta. Golkar 24 juta, 24 juta (untuk Jokowi-Ma'ruf)," pungkas Airlangga. 

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Golkar Siapkan Big Data Pemilih

Persiapan Pemilu 2019, Ketum Golkar Bekali Calon Legislatif DPR RI
Suasana acara Pembekalan Caleg DPR RI Partai Golongan Karya di Jakarta, Rabu (19/12). Pembekalan diadakan dalam rangka persiapan menghadapi Pemilu 2019 mendatang. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sementara, saat pembekalan caleg Golkar di DPR, Airlangga mensosialisasikan aplikasi big data pemilih Partai Golkar di berbagai daerah. Dari data yang tersedia dalam aplikasi ini, para caleg bisa memanfaatkannya selama masa kampanye dalam rangka menggalang suara pemilih.

"Jadi hari ini adalah empat bulan menjelang hari H sehingga kita mengingatkan kepada para caleg bahwa kita sudah mulai memasuki periode kampanye yang krusial karena Pemilu tinggal empat bulan lagi sampai tanggal 17 April," ucap dia. 

"Kemudian yang kedua yang disampaikan adalah kita punya tools, tools untuk penggalangan suara pemilih. Dan partai Golkar memiliki database pemilih," lanjutnya.

Airlangga menambahkan, data yang tersedia dalam aplikasi ini bisa digunakan para caleg untuk masuk ke daerah pemilihan masing-masing. Dengan aplikasi ini pihaknya juga bisa mengukur sejauh mana progres para caleg di dapilnya.

"Tools itu nanti digunakan untuk para caleg masuk ke daerah pemilihan masing-masing. Dan tentu kita punya mekanisme internal untuk mengukur dan mengecek berapa jauh progres dari masing-masing caleg dan di dapil masing-masing," jelasnya.

Pemanfaatan teknologi digital ini diharapkan menjadi salah satu strategi dalam rangka mencapai target suara pada Pemilu mendatang. Golkar menargetkan 18 persen suara atau 110 kursi di DPR RI. Strategi lainnya yang akan digunakan ialah pemanfaatan media sosial.

"Kita juga punya strategi above the line di media sosial, media cetak. Sehingga ini semua kita paparkan dan kita punya tools alat kampanye. Tentu ini kita sampaikan semua dan masing-masing caleg mempunyai kesempatan yang sama untuk melakukan pendekatan dengan masyarakat. Dan pendekatan masyarakatnya Golkar juga melakukan secara sistematis. Jadi tentu kita sudah tahu kantong-kantong suara Golkar di mana, kantong suara parpol lain di mana," paparnya.

Golkar mulai memanfaatkan big data ini seiring dengan perkembangan teknologi digital. "Industry 4.0 kan berkembang terus. Jadi ini muncul karena ada big data, artificial intelligent, ini kami gunakan," kata Airlangga.

 

Reporter: Hari Ariyanti

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya