Elite Politik dan Caleg Diminta Ikut Redam Suasana Panas Jelang Pemilu 2019

Apabila masyarakat merasa damai karena melihat para elite dan calegnya harmonis, maka pemilu 2019 damai dan aman akan terwujud.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 25 Feb 2019, 12:08 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2019, 12:08 WIB
pemilu-ilustrasi-131024c.jpg
Ilustrasi pemilih surat suara.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Bidang Teknologi Terapan DPP Partai Gerindra Abdul Hakam Nagib menyatakan, elite politik dan para caleg yang bertarung di pemilu 2019 berkontribusi besar dalam meredam suasana panas di masyarakat.

Apabila masyarakat merasa damai karena melihat para elite dan calegnya harmonis, maka pemilu 2019 damai dan aman akan terwujud. 

"Yang namanya pesta harusnya bahagia. Statemen elit jangan menimbulkan kegaduhan. Kita sudah sepakat untuk pemilu damai," ujar Hakam Nagib, Senin (25/2/2019).

Dia menambahkan, elit mestinya bisa menggiring ke suasana sejuk dengan kebersamaan, kerukunan dan perdamaian. Sebab masyarajat sekarang ini cenderung mudah terbawa hoaks.  

"Ayolah kita ciptakan sesuatu yang damai, aman dan sejuk. Kita ingin politik yang sejuk, bermartabat dan damai. Jadi siapapun yang terpilih itulah yang terbaik dan merupakan pilihan rakyat," ajak Abdul Hakim.

Pihaknya meminta segala sesuatu yang berbau hoaks segera diakhiri.

"Kalimat nyinyir, apalagi statemen tak bermutu, yang dijadikan perdebatan harus diakhir. Lebih baik kita adu program dan fakta saja," ujar ajak Caleg Gerindra Dapil VII (Banyumas-Cilacap).

Ia yakin pemilu 2019 berlangsung damai. Hal itu menurutnya bisa dilihat dari pemilu 2014 yang semuanya berjalan damai. Karena pada dasarnya masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beradab.

 "Saya yakin pemilu 2019 akan berjalan damai, sebab di 2014 saja pemilu bisa damai. Apalagi aparat kemanan dan intelijen pastinya sudah mulai bekerja dan melakukan warning," ungkapnya optimistis. 

 


Level Minor

Optimisme Pemilu 2019 damai juga diungkapkan Ketua Presidium Relawan Kotak Hijau Fami Fachrudin. Kalau pun bergejolak hanya pada level minor.

"Gejolak itu bisa saja muncul  karena masing-masing kubu merasa akan menang. Apalagi jika didukung dengan hasil perolehan survei yang dilakukan sendiri," terangnya. 

Fami yakin hoaks yang saat ini banyak berseliwerag bisa dikurangi.

"Kita tidak boleh pesimistus, para pembuat hoaks yang tertangkap ini harus diproses hukum", ungkapnya.

Untuk mencegah hoaks dan mendukung pemilu 2019 yang damai, Relawan Kotak Hijau berniat mencetak 1.000 mubalig anti hoaks, yang nantinya akan mendapatkan edukasi tentang pemilu untuk kemudian disebar ke sejumlah daerah rawan gesekan saat pemilu, seperti Sumatera Barat, Jawa Barat dan Banten.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya