4 Tantangan Penuhi Kebutuhan Rumah Warga RI

Kebutuhan rumah juga semakin meningkat tiap tahun mencapai 800 ribu-900 ribu.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 10 Des 2015, 12:56 WIB
Diterbitkan 10 Des 2015, 12:56 WIB
20150917-Pameran-property-2015-Jakarta
Seorang sales berbincang dengan pengunjung saat pameran Property Week 2015 di Jakarta, Kamis (17/9/2015). 140 pengembang mengisi pameran tersebut dan di harapkan dapat mengembalikan dinamisme industri properti di dalam negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengaku tidak mudah bagi dirinya untuk memenuhi kebutuhan rumah seluruh warga Indonesia yang saat ini masih ada back log sebesar 13,5 juta rumah.

Dirjen Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Maurin Sitorus menjelaskan, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi untuk menyelesaikan persoalan dasar bagi warga Indonesia tersebut.

Pertama, Maurin menuturkan, ‎daya beli sebagian besar masyarakat Indonesia masih rendah. Ia menjelaskan, hanya 20 persen dari masyarakat kalangan atas yang punya akses penuh KPR. Untuk kalangan menenah baru dapat akses KPR jika ada bantuan dari pemerintah.

"Sementara 40 persen masyarakat kalangan paling bawah tidak punya akses KPR atau perbankan sama sekali," kata Maurin di Grand Indonesia Kempinski, Jakarta, Kamis (10/12/2015).

Tantangan kedua adalah‎ masih adanya 60 persen angkatan kerja Indonesia yang bekerja di sektor informal. Dengan sektor kerja itu, mereka sulit mendapatkan akses perbankan untuk memperoleh KPR walaupun sebenarnya mereka mampu.

Ketiga, KPR merupakan jenis pembiayaan jangka panjang yang seharusnya dibiayai jangka panjang, namun saat ini dana yang tersedia di perbankan berupa dana jangka pendek, seperti halnya tabungan, deposito dan giro. Hal seperti ini yang menurut Maurin sangat menentukan risiko perbankan. "Keempat, tidak dipungkiri, saat ini suku bunga perbankan masih relatif tingi," kata dia.

Dari tantangan yang harus diselesaikan tersebut, Maurin mengungkapkan juga harus berlomba-lomba dengan semakin meningkatnya kebutuhan rumah setiap tahunnya yang mencapai 800 ribu - 900 ribu. Dari kebutuhan itu, pemerintah Indonesia beserta pengembang hanya mampu memenuhi perumahan sebanyak 400 ribu - 500 ribu unit per tahunnya.

"Sebagai bangsa kita harus tangani permasalahan rumah secara maksmal. Paling penting kebutuhan rumah, atau tempat tinggal layak ini adalah kebutuhan dasar yang pemenuhannya dijamin negara sebagaimana diamantkan," kata dia. (Yas/Ahm)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

 
 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya