Beginilah Rasanya Punya Pasangan Seprofesi sebagai Agen Properti!

Menjalani profesi sebagai agen properti bisa jadi merupakan salah satu pilihan karir yang cukup menantang.

oleh Kantrimaharani diperbarui 24 Okt 2016, 17:00 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2016, 17:00 WIB
Beginilah Rasanya Punya Pasangan Seprofesi sebagai Agen Properti
Menjalani profesi sebagai agen properti bisa jadi merupakan salah satu pilihan karir yang cukup menantang.

Liputan6.com, Jakarta Menjalani profesi sebagai agen properti bisa jadi merupakan salah satu pilihan karir yang cukup menantang. Tambah lagi jika pasangan – seperti suami atau istri – juga sama-sama berprofesi sebagai agen, pastinya akan ada banyak kisah seru nan tak terlupakan.

Kisah yang terjadi pada Astamar misalnya. Pria yang dikenal sebagai principle agen properti bernama Bridge Property ini memiliki kisah menarik yang mungkin bisa memberikan inspirasi bagi Anda.

Seperti dilansir dari laman Rumah.com, Kisahnya kian menarik tidak hanya ketika ia mulai memutuskan berprofesi sebagai agen, tetapi juga pengalamannya untuk mendapatkan jodohnya yang ternyata juga seorang agen properti.

Dua belas tahun lalu, bidang properti bagi Astamar merupakan bidang yang asing. Sebab, awal karirnya ia menekuni bidang industri manufaktur, yang mana sangat sesuai dengan latar belakangnya sebagai sarjana teknik mesin.

Namun, ketertarikan Astamar terhadap dunia properti akhirnya mencapai puncaknya saat ia tengah mencari rumah. Ia begitu takjub dengan sebuah spanduk promosi dari sebuah agen properti yang menurutnya sangat dominan dan cukup membantu.

“Saya lihat ada strategi pemasaran yang baik dan profesi agen nampaknya sangat eksis dan narsis. Dari sana, saya bertemu dengan agen properti terbesar di Citra Raya. Dan saya mulai belajar apa sih itu agen properti, bagaimana memasarkan, dan bagaimana bisa mendapatkan keuntungan. Ternyata saya ketagihan dan menantang,” ujar Astamar, Senin (24/10/2016).

Setelah itu, ia membuat perusahaan agen properti bernama PT. Bridgeto Mega Kuningan dengan branding yang dikenal sebagai Bridge Property.

“Hasilnya, sangat di luar dugaan. Ternyata Bridge Propety mampu ‘memborbardir’ penjualan di wilayah Citraraya dan Cikupa. Kuncinya, adanya peralihan penjualan dari konvensional menjadi penjualan digital seperti menggunakan Rumah.com. Dan terbukti 75% listing properti di daerah tersebut berhasil kami ambil,” katanya.

Saat menyelami kejayaan tersebut, ia pun bertemu dengan Ibu Yanti yang sebelumnya menjadi tim marketing di perusahaanya. Ia mengaku, bahwa hidup memerlukan keseimbangan baik dalam menjalankan bisnis properti dan juga kehidupan rumah tangga.

Bagi Astamar, Ibu Yanti seakan menjadi penyemangat dalam hidup yang akan menyelaraskan kesuksesannya.

“Saya lihat Ibu Yanti selain baik, ia sudah sangat paham betul profesi saya. Begitu juga sebaliknya. Kami tahu bagaimana kondisi profesi agen di lapangan seperti apa. Jadi, harapannya hubungan ini dapat menyeimbangkan antara masa depan rumah tangga dan visi misi serta impian dari bisnis ini,” ujar Reza dengan semangat.

Ia juga mengaku, menjadi agen properti sangatlah menarik. Sebab, bisa bertemu dengan orang banyak. Tidak terbatas oleh disiplin ilmu. Setiap agen akan bertemu orang banyak. Jadi, peluang finansialnya pun harusnya sangat terbuka lebar.

“Kelebihan lain menjadi agen properti memiliki waktu yang fleksibel. Baik saya maupun istri sangat fleksibel. Anda adalah penentu berapa besar keuntungan yang Anda inginkan. Kuncinya, harus mengetahui produk dengan cara paling mudah dan tidak rumit,” jelasnya.

Suami sebagai trainer

Begitu juga menurut Ibu Yanti, ia melihat suaminya sebagai trainer pada perusahaanya dan juga di rumah.

“Ya, sebenarnya baik saya dan suami harus mengetahui dulu batas kewajaran antara sikap profesional pekerjaan dengan status suami istri. Di rumah saya istrinya, dan Astamar adalah suami saya. Jadi, kami sepakat untuk tidak membawa urusan kantor ke rumah,” ucap Yanti.

Hal senada juga diamini oleh Astamar. Ia mengatakan, tantangan yang harus dihadapi saat satu profesi, dan satu perusahaan dengan pasangan, harus bisa menahan sifat ego di dalam diri masing-masing.

“Selain bisa menahan ego, saya rasa suami harus tetap menjaga hubungan agar tetap solid baik di rumah maupun di kerjaan. Sebagai suami, saya harus memberikan keleluasaan untuk istri saya, dibandingkan dengan marketing lainnya”

“Dulu, sempat kami rapat di rumah untuk urusan kantor. Sayangnya, kami jadi bertengkar di rumah. Akhirnya, kami sadar ini salah. Semua permasalahan kantor tidak bisa diruncingkan di rumah,” tutur Astamar.

Ada cerita lucu yang terjadi pada pasangan yang sudah menikah 3 tahun silam ini. Saat Ibu Yanti dinilai salah menjalankan pekerjaan, Astamar tidak langsung menegur kepada sang istri. Ia lebih memilih untuk membawanya ke sebuah forum yang terdri dari semua karyawannya.

“Saya kerap menegur kesalahan istri saya dalam menjalankan pekerjaan di forum karyawan. Tujuannya agar ini menjadi pelajaran bersama untuk karyawan saya lainnya. Lagi pula, jika harus menegur istri saya secara langsung, yang ada saya yang dimarahi,” kata Astamar seraya tertawa.

Meskipun begitu, cara menegur Astamar masih dinilai wajar oleh Ibu Yanti. Menurutnya, suaminya sudah benar. Dan cara menegur suaminya juga masih halus meskipun tetap saja menyindir.

“Karena saya tahu, suami saya sosok pemimpin perusahaan yang harus tegas. Tegas untuk semuanya dan juga untuk saya,” jawabnya.

Namun keduanya sepakat bahwa profesi agen properti sangat membantu hubungan yang harmonis rumah tangga. Karena, waktu menjadi sangat feksibel.

“Saya dan istri bisa saling berdiskusi membicarakan urusan lain namun tetap bisa sambil melakukan followup permintaan klien,” katanya.

foto: pixabay.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya