Liputan6.com, Jakarta Beberapa orang menganggap agen properti sebagai makelar yang hanya ingin meraup keuntungan besar saja. Padahal, anggapan ini tidak sepenuhnya benar karena ada cukup banyak agen yang profesional dalam menangani kebutuhan pencari properti.
Dalam mencari agen yang profesional ini, ada beberapa catatan yang semestinya dikoreksi Anda selaku konsumen. Maksudnya adalah bagaimana Anda bisa menyeleksi agen secara tepat, demi menemukan pihak ketiga yang bisa memberi solusi sekaligus hasil dalam pencarian properti.
Dinukil dari laman Rumah.com, berikut enam cara mudah yang layak dipraktikkan.
Advertisement
1. “Saya menemukan pembeli untuk rumah Anda”
Baik melalui surat atau telepon, kalimat ini merupakan strategi yang umum disampaikan agen properti untuk menarik perhatian Anda.
Jangan dulu terbuai, karena jika seorang agen benar-benar telah mendapatkan pembeli untuk rumah Anda, dia akan datang dengan membawa penawaran bukan hanya teks semata.
Jika hal itu tidak ia lakukan, maka bisa dipastikan kalimat yang diutarakan hanya omong kosong belaka. Padahal yang Anda butuhkan adalah seorang agen properti yang mampu memasarkan rumah Anda, dengan harga pasaran yang kompetitif dan berhasil menjualnya.
2. “Ini merupakan properti yang paling tepat untuk Anda – tapi mungkin ini tidak akan bertahan lama”
Agen properti yang kredibel bukanlah mereka yang berhasil menjual rumah saja, tetapi mereka yang kompeten membantu calon pembeli untuk menemukan properti terbaik dengan harga terjangkau.
Jadi, jika Anda merasa ditekan oleh agen Anda untuk membeli rumah tertentu, bisa jadi ada yang tidak beres dengannya.
Kebanyakan agen properti memang hidup dari komisi penjualan, jadi semakin cepat mereka berhasil menjual properti, maka semakin cepat pula mereka mendapatkan uang.
Ditambah lagi, beberapa agen juga bekerja sebagai double agent yang merepresentasikan baik penjual dan pembeli, sehingga ia meraup komisi dari kedua belah pihak. Contoh agen seperti inilah yang perlu Anda waspadai.
3. “Jika rumah Anda tidak terjual, saya akan membelinya”
Menawarkan untuk membeli rumah yang tidak terjual merupakan taktik lain yang biasa digunakan para agen properti.
Meskipun tidak sepenuhnya berbohong -penjual akan diminta menandatangani kontrak yang telah dibuat dengan detail tertentu-, tapi ini bukanlah alasan yang tepat bagi Anda untuk memilih agen tersebut.
Apalagi dengan adanya jaminan ini, nantinya rumah Anda bisa dijual dengan harga lebih rendah dari nilai pasarnya, bahkan bisa hanya 85 persen dari nilai sesungguhnya.
4. “Harga ini bisa membuat para calon pembeli perang harga”
Perang harga biasa terjadi ketika para calon pembeli bersaing mengajukan harga terbaik atas satu properti tertentu. Kondisi ini memungkinkan harga properti tersebut melonjak melebihi harga pasarnya.
Meski demikian, ini sangat langka terjadi. Apalagi strategi ini juga membuat harga rumah ditawarkan dengan harga awal yang lebih rendah dari nilai sesungguhnya. Kesimpulannya, langkah ini sangat berisiko jika ternyata calon pembeli tidak ada yang berani menawarkan harga sesuai.
5. “Saya yang paling baik”
Setiap kawasan paling tidak memiliki lebih dari lima agen properti ternama, dan agen-agen seperti inilah yang kerap menjadi incaran para konsumen. Namun perlu diingat, bahwa semakin populer seorang agen maka semakin banyak pula klien yang ia tangani.
Alhasil, dia tidak akan fokus menangani properti Anda saja. Belum lagi, agen populer biasanya memiliki tim tersendiri, sehingga meskipun Anda menunjuk namanya secara spesifik, besar kemungkinan asistennya-lah yang bertindak menangani properti Anda.
6. Abaikan Semua Janji-Janji
Dengan semua janji-janji di atas, bagaimana Anda dapat memilih agen properti terpercaya? Caranya mudah, cukup abaikan semua janji yang pernah disampaikannya kepada Anda.
Alih-alih, lakukan riset, tanya sejumlah kenalan untuk rekomendasi agen terbaik, kerucutkan pilihan Anda, dan lakukan wawancara singkat dengan kandidat potensial yang telah Anda pilih untuk meyakinkan Anda. Dengan begitu, Anda akan mendapat hasil optimal dari masalah properti Anda.