Liputan6.com, Jakarta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perumnas terus berupaya menjadi ujung tombak Indonesia dalam penyediaan rumah bagi rakyat, sekaligus mengatasi masalah backlog (kesenjangan) perumahan.
Selaku mitra Pemerintah, Perumnas mengklaim siap meningkatkan kapasitas penyediaan rumah dengan cepat dan mampu diserap pasar khususnya kelas menengah bawah.
Baca Juga
“Kami telah melakukan survei beberapa waktu lalu, dan didapati bahwa mayoritas penduduk Indonesia dengan segmen menengah bawah hanya mampu untuk melakukan cicilan rumah sebesar Rp500 ribu per bulannya,” ungkap Bambang Triwibowo selaku Direktur Utama Perum Perumnas, seperti dikutip Rumah.com.
Advertisement
Lihat juga: Rumah Subsidi di Bogor dan Bekasi Cicilan Rp800 Ribu
Survey tersebut dilakukan di beberapa kota besar yang memilki populasi tinggi seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.
“Hal ini yang mendorong kami untuk terus melakukan inovasi atas konstruksi rumah yang dapat menghasilkan biaya produksi rendah, dimana pada akhirnya dapat berimbas pada harga rumah itu sendiri,” imbuhnya.
Dan demi memenuhi kemampuan cicil konsumen ini, Perumnas dituntut untuk bisa menyediakan rumah-rumah yang ekonomis bagi masyarakat, baik itu dari segi harga tanah maupun biaya produksi, tanpa mengurangi kenyamanan, ketahanan dan kualitas bangunan.
Baca juga: Masyarakat Berpenghasilan di Atas Rp4 Juta Bisa Dapat Rumah Subsidi?
“Caranya adalah dengan mengefisiensikan biaya produksi melalui inovasi konstruksi precast untuk membangun rumah yang dapat dijangkau oleh konsumen Perumnas,” terangnya.
“Kami sudah membangun rumah contoh sebagai wujud inovasi dalam melakukan percobaan dan riset, agar menghasilkan metode konstruksi rumah yang lebih efektif dan efisien dari segi biaya, mutu, dan waktu,” terang Direktur Produksi Perum Perumnas, Kamal Kusmantoro.
Telah Teruji
Perumnas sendiri telah melakukan penelitian dan pengujian sejak November 2016 pada beberapa bahan konstruksi. Dan ditemukan bukti bahwa beton precast merupakan salah satu solusi konstruksi berkualitas tinggi namun memiliki biaya rendah.
Tidak hanya itu, pengujian yang dilakukan pada dua rumah contoh menunjukkan penggunaan beton precast dengan tebal dinding 7cm ini juga memiliki tekstur yang halus dan siap untuk dicat.
“Kelebihan precast ini masa konstruksinya sangat singkat sekitar 2 minggu, hemat dalam penggunaan tenaga kerja, dan dari segi kualitas pun lebih baik daripada menggunakan batu bata,” jelas Galih Prahananto selaku Direktur Korporasi dan Pengembangan Bisnis.
Gagasan penggunaan precast untuk rumah tapak bagi MBR ini tentu akan menjawab kebutuhan pembangunan rumah secara masal, termasuk juga memudahkan kemampuan cicilan bagi masyakarat.