Liputan6.com, Jakarta Tangerang masih menjadi kawasan incaran bagi pencari rumah yang bekerja di Jakarta. Setelah sempat turun, pasar hunian di Tangerang mulai pulih, terutama di segmen rumah dengan dua kamar tidur dengan luas area di bawah 80m2.
Mereka yang sedang mencari rumah pertamanya (first time buyer), mengincar kawasan Tangerang karena kondisinya yang sudah matang. Ada sejumlah kawasan hunian terpadu yang masing-masing memiliki fasilitas publik sendiri seperti mal, rumah sakit, sekolah, perbelanjaan, dan lainnya.
Tipe hunian yang paling dicari adalah hunian dengan dua kamar tidur dengan luas antara 72m2-80m2. Demikian seperti dilansir Rumah.com.
Advertisement
Rumah.com Property Index menunjukkan median harga rumah dengan dua kamar tidur di Tangerang pada kuartal kedua (Q2) 2017 adalah sebesar Rp10.060.000/m2. Median harga ini mengalami kenaikan sebesar 1,83% dari kuartal Q1 (quarter-on-quarter/q-o-q).
Harga di segmen ini mengalami dua kali kenaikan berturut-turut (q-o-q), kenaikan sebelumnya terjadi pada kuartal pertama 2017. Pasar properti dua kamar tidur sempat melambat pada periode Oktober-Desember 2016. Saat itu, harga turun sebesar 1,52%.
Jika dilihat dari pertumbuhan harganya, wilayah Tangerang (Kota dan Kabupaten Tangerang) mengalami pertumbuhan paling pesat, yakni 3,33% di kuartal kedua 2017, sementara Tangerang Selatan hanya 1,87%.
Meski demikian, median harga tertinggi masih dipegang Tangerang Selatan yakni Rp11.320.000/m2, sementara Tangerang sebesar Rp9.330.000/m2. Baca juga: Ini 3 Perumahan di Tangerang Selatan di Bawah Rp 800 Jutaan
Jika disimulasikan, median harga rumah tipe 72m2 di Tangerang adalah sebesar Rp671.000.000, sedangkan di Tangerang Selatan adalah sebesar Rp815.000.000.
Namun demikian, Anda masih bisa berharap harga yang lebih murah. Penjual memasang harga terendah di Tangerang sebesar Rp6.250.000/m2 atau Rp450.000.000-Rp500.000.000 untuk rumah dengan luas tanah Rp72m2 hingga Rp80m2.
Perumahan dengan kisaran harga terebut berada di kawasan Kabupaten Tangerang, seperti Paradise Park Residence, Sepatan, yang berjarak sekitar 18km dari pintu tol Jakarta-Tangerang. Perumahan yang dekat dengan Bandara Soekarno-Hatta ini menawarkan hunian dengan luas tanah 72m2 dan luas bangunan 38m2 dengan harga Rp500 jutaan.
Serpong Suradita Residence menawarkan unit dengan luas bangunan 39m2 dan luas tanah 72m2 seharga Rp480 juta. Perumahan ini cukup beruntung karena BSD City, salah satu kawasan hunian terpadu terbesar di Tangerang, memperluas wilayahnya hingga ke Kabupaten Tangerang.
Jarak Serpong Suradita Residence ke AEON Mall BSD City hanya 3,1km, serta 10km dari tol Jakarta-Serpong.
Sementara itu, batas bawah harga di Tangerang Selatan rata-rata adalah Rp7.900.000/m2. Harga terendah yang bisa Anda temukan di kawasan ini berada pada kisaran Rp650 jutaan untuk luas tanah 72m2-80m2. Itupun lebih banyak rumah sekunder.
Perumahan-perumahan baru di Tangerang Selatan kini membandrol unit dengan luas tanah 72m2-80m2 dengan harga minimal Rp700 jutaan, seperti Trevista Ciputat, Trevista Bintaro (Serua), The Villas @Serpong, dan sekitarnya.
Lokasinya tersebar mulai di sekitar Bintaro, Serua, Ciputat, dan menjelang Pamulang. Sementara untuk harga yang sedikit lebih rendah, Anda bisa berburu di sekitar Pamulang hingga ke arah Depok, atau menjelang perbatasan Bogor.
Kawasan Terpadu Jadi Daya Tarik
Suplai rumah di Tangerang dengan luas tanah di bawah 80m2 pada Q2 2017 turun sebesar 46% (q-o-q) jika dibandingkan kuartal sebelumnya. Jika dilihat dari persentasenya, suplai terbanyak berasal dari Tangerang. Penurunan terbesar berasal dari Tangerang Selatan, yakni sebesar 52% (q-o-q).
Ike Hamdan, Head of Marketing Rumah.com menjelaskan bahwa optimisme pasar properti rumah dengan luas tanah maksimal 80m2 masih cukup stabil.
“Ini karena rumah adalah kebutuhan primer. Mau tak mau, orang akan berusaha membeli rumah, terutama mereka yang belum memiliki rumah,” katanya.
Tangerang dan Tangerang Selatan menjadi incaran karena kawasan ini merupakan kawasan penyangga ibu kota dengan fasilitas umum yang lengkap, mulai dari akses Kereta Rel Listrik (KRL), tol, serta terminal.
Di Tangerang ada beberapa kawasan terpadu yang membuat wilayah Tangerang, baik Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, maupun Kota Tangerang Selatan, menjadi lengkap dan tertata. Simak juga: Tangerang Selatan Capai Titik Jenuh, Daerah Pinggiran Menggeliat
“BSD City, kawasan terpadu terbesar, kini melebarkan sayapnya hingga ke Kabupaten Tangerang dari awalnya di Tangerang Selatan. Lalu ada Gading Serpong, Lippo Karawaci, dan Alam Sutera. Lebih jauh lagi, ada perumahan Citra Raya di Kabupaten Tangerang, yang juga memiliki fasilitas umum mulai dari mal, tempat belanja kebutuhan pokok, rumah sakit, hingga akses tol masing-masing,” Ike menambahkan.
“Kalau kita lihat, banyak perumahan-perumahan kecil yang mengandalkan fasilitas umum di kawasan terpadu sebagai daya tariknya. Ini sah-sah saja karena fasilitas umum tersebut memang dapat diakses oleh siapa saja, bukan hanya penghuni kawasan terpadu,” katanya.
Berbicara suplai, Ike mengungkapkan bahwa Tangerang Selatan mulai beranjak ke level menengah atas. Kedekatannya dengan Ibu Kota menjadi keunggulannya.
“Tangerang Selatan paling dekat dengan kawasan bisnis Jakarta, seperti Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat, dibandingkan kawasan lain di Tangerang. Karena itu, hunian di sini laris manis. Ini membuat pemilik lahan menaikkan harga lahan, yang pada akhirnya memaksa pengembang memasang harga yang tinggi pula,” katanya.
“Rumah.com memiliki kanal Review Properti yang mengulas fakta seputar suatu perumahan, tak hanya soal perumahannya tetapi juga kawasan sekitarnya seperti akses tol terdekat dan jarak tempuhnya, saran rute terbaik untuk menuju lokasi, pusat perbelanjaan, rumah sakit, serta hal-hal lainnya,” tutup Ike.
Advertisement