Liputan6.com, Jakarta Jika Anda tengah menimbang-nimbang untuk membeli rumah tapak, baik untuk ditinggali atau malah untuk investasi, apalagi jika Anda memang mau mencari suasana baru, Semarang sepertinya layak dipertimbangkan.
(Baca juga: Mengulik Potensi Bisnis Rumah Kontrakan di Bekasi)
Baca Juga
Rumah.com Property Index mencatat bahwa pada Q3 2017, harga rumah tapak di Semarang di bawah Rp1 miliar kini telah mencapai mencapai Rp4,8 juta per meter persegi. Memang sedikit turun sebesar 0,97% jika dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai Rp4,85 juta per meter persegi.
Advertisement
Dan jika dicermati dari Q3 2016, median harga rumah tapak di Semarang dengan rentang harga di bawah Rp1 miliar memang cenderung mengalami kenaikan hingga puncaknya pada Q2 2017. Atau jika menurut Anda perumahan di Semarang kurang menarik, cek di sini untuk pilihan perumahan di Yogyakarta dengan harga di atas Rp500 jutaan.
Dan salah satu faktor yang menyebabkan harga rumah tapak di Semarang naik secara konsisten adalah mengingat atributnya yang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah, dengan banyak faktor yang mendorong perkembangan dan pertumbuhan perekonomian di wilayahnya.
Sebut saja seperti sektor industri dan perdagangan yang diikuti sektor pariwisata. Dan hal ini tentunya berimbas pula ke sektor propertinya, termasuk properti residensial seperti rumah tapak dengan harga di bawah Rp1 miliar.
Itu sebab di Q1 2017 median harga rumah tapak di Semarang dengan harga di bawah Rp1 miliar ini mencatat kenaikan yang sangat signifikan. Dari Rp4,49 juta per meter persegi naik menjadi Rp4,78 juta per meter persegi, atau naik sebanyak 6,30%.
Potensi Properti Semarang
Selain jumlah populasi yang mencapai 2 juta jiwa dan daya beli masyarakat yang tinggi, Semarang juga disanggah oleh area metropolitan Kedungsapur (Kendal, Demak, Ungaran, Salatiga dan Purwodadi) dengan jumlah penduduk 6 juta jiwa.
Hal ini membuat Semarang menjadi area satelit nomor empat terpadat setelah Jabodetabek, Surabaya Metropolitan, dan Bandung Raya. Potensi inilah yang membuat sektor perumahan Semarang terus tumbuh. Jika Anda mulai tertarik, simulasikan cicilan KPR-nya dengan kalkulator keterjangkauan.
Bahkan berdasarkan hasil riset Bank Indonesia (BI), Semarang menjadi kota di Pulau Jawa dengan pertumbuhan harga residensial tertinggi, yakni dengan kenaikan rata-rata sebesar 10,35% pada Q3 2015.
Dan lagi-lagi faktor lain yang mendorong naiknya median harga rumah tapak di Semarang di bawah Rp1 miliar adalah berkat dukungan infrastrukturnya yang terus berkembang seperti adanya beberapa akses jalan tol yang menjanjikan.
Sebut saja mulai dari tol Srondol-Bawen yang mempersingkat waktu tempuh dari Semarang ke Solo, sampai dengan pembangunan jalan Tol Semarang-Batang yang dimulai tahun 2017 ini. Tertarik untuk berinvestasi di Semarang? Cek di sini untuk pilihan rumahnya dengan harga di bawah Rp1 miliar.
Advertisement