Liputan6.com, Jakarta Menentukan cara dan strategi keuangan yang tepat sangat diperlukan saat Anda berencana mencicil rumah dengan KPR. Tujuannya tak lain adalah agar terhindar dari kredit macet, yang bisa saja menimpa di kemudian hari.
Sementara jika berbicara tentang pengajuan KPR, banyak orang yang merasa takut akan ditolak bank. Padahal selama tahu Kunci yang Bikin KPR Disetujui, seharusnya perasaan cemas bisa diminimalisir dan Anda bisa lebih percaya diri.
Dalam proses aplikasi KPR, bank umumnya ingin mengetahui:
Advertisement
- Seberapa besar penghasilan Anda dan darimana sumbernya. Apabila Anda memiliki penghasilan lain di luar gaji istri atau suami, sebaiknya beritahukan agar bank dapat memperhitungankan penghasilan tambahan ini dalam membantu kestabilan keuangan Anda.Anda sendiri juga bisa menghitung dan memperkirakan besar kemampuan dalam mencicil rumah minimalis idaman melalui Kalkulator Keterjangkauan.
- Bank juga tertarik untuk menelusuri pengeluaran bulanan termasuk utang jangka panjang seperti angsuran kendaraan bermotor, alat elektronik, serta cara dan kebiasaan dalam menggunakan kartu kredit.
- Tidak hanya itu, bank pun ingi tahu bagaimana kebiasan Anda menabung serta mengelola tabungan tersebut. Umumnya, bank lebih menyukai calon debitur yang mampu menyisihkan minimal 35% dari gaji secara rutin.
- Bank mempertimbangkan hasil penilaian atas rumah berikut tanah yang akan dijadikan agunan KPR. Penilaian dilakukan atas rumah yang telah siap huni. Hasilnya bisa lebih besar dari harga jual, atau lebih kecil dari harga jual atau bahkan sama.
Sebelum mengangsur rumah, pastikan Anda juga sudah menyiapkan uang muka untuk tahap awal KPR. Besarnya uang muka tergantung kebijakan bank berikut pengembang. Untuk rumah pertama, uang muka yang perlu disiapkan sebesar 15% dari harga jual rumah.
Pilihan rumah dengan uang muka kurang dari Rp50 juta bisa Anda cari di Perumahan Baru Rumah.com. Daftarnya mencakup Almas Residence, Ayani Residence, Ndalem Kalegan Ampeldento, The Orchard Residences, Villa Sawangan Asri, Cluster The Crystal Residence, dan Acropolis.
Memerangi hasrat ‘doyan belanja dan nongkrong’ menjadi poin utama yang harus mulai ditanamkan dalam hati sejak akad kredit berlangsung.
Dalam ilmu perencanaan keuangan sebaiknya Anda mengalokasikan penghasilan untuk beberapa pos berikut ini:
- 50% – 60% untuk biaya hidup bulanan.
- 20% untuk tabungan dan investasi sesuai tujuan finansial.
- 10% untuk dana darurat.
- Maksimal 30% apabila masih ada cicilan pinjaman. Bilamana ada, maka alokasi untuk pos pengeluaran lain akan berkurang.
Dari pos di atas, kebutuhan gaya hidup masuk kedalam 50% – 60% biaya bulanan, di mana hanya 20% saja yang boleh dihabiskan. Simak juga: Mau Punya Dana Buat Bayar DP Rumah? Begini Caranya
Jika Anda mampu, 20% pos untuk kebutuhan gaya hidup ini sebaiknya diperkecil ‘jatahnya’ menjadi hanya 10%.
Sementara sisanya lagi (10%) dialokasikan untuk pos darurat KPR, berjaga-jaga apabila suku bunga bank mendadak naik drastis.
Anda juga dapat meningkatkan kemampuan mencicil meski besaran gaji relatif sama. Caranya, manfaatkan kenaikan gaji, tunjangan, atau bonus. Upaya ini juga bisa jadi antisipasi kebutuhan darurat, pasalnya tenor KPR bisa mencapai 15 – 20 tahun.
Anda juga bisa memperbesar sumber penghasilan dengan membuka sumber penghasilan lain, baik aktif (seperti berbisnis) maupun pasif (dengan investasi reksadana atau saham).
Sudah menemukan rumah idaman yang akan Anda beli? Cek di sini untuk pilihan hunian dengan harga di bawah Rp500 jutaan!