Liputan6.com, Jakarta Pembangunan proyek Jalan Tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi) dinilai sangat vital bagi warga Ciawi, Bogor, dan terutama Sukabumi. Jika benar tol ini dibuka pada Juli 2018, diprediksi akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi Jabar hingga 0,76% pada 2019 pascaoperasi jalan berbayar tersebut.
Demikian hal itu diungkapkan Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jawa Barat, Wiwiek Sisto Widayat, usai rapat identifikasi potensi daerah sebagai dampak dari pembangunan jalan tol Bocimi, di Balaikota Sukabumi. Baca juga: Rumah Kelas Menengah Atas di Bogor Makin Potensial
Dari rencana empat tahap pembangunan proyek infrastruktur tersebut, ruas Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) seksi satu Ciawi-Cigombong diperkirakan akan selesai pada Juli 2018.
Advertisement
Sementara Seksi II menghubungkan Cigombong Lido sampai Cibadak, serta Seksi III dan IV antara Cibadak hingga Sukabumi. Dengan begitu, jalan tol Bocimi akan menghubungkan Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Sukabumi Utara dan Kota Sukabumi.
Pengembang Dapat Cuan
Menurut Eftianto, Kadiv. Business Development PT Suryamas Dutamakmur Tbk,. selaku pengembang Rancamaya Golf Estate, pengoperasian Bocimi menjadikan Bogor kembali terhubung langsung ke jalan tol sehingga potensi waktu tempuh ke Jakarta menjadi lebih pendek.
Tidak hanya itu, pengoperasian Tol Bocimi diyakini akan menguntungkan pengembang properti yang proyeknya berada di titik-titik gerbang tol.
“Rancamaya Golf Estate itu cuma berjarak sekitar 100 meter dari pintu masuk Tol Bocimi yang kemudian langsung tersambung ke akses Jagorawi. Bagi penghuni Rancamaya jelas ini akan menjadi keuntungan besar dari sisi akses,” ujarnya.
Ia menambahkan momentum beroperasinya Jalan Tol Bocimi tahap I yang ditargetkan pemerintah pada Maret tahun ini (yang kemungkinan beroperasi penuh Juli 2018), berbarengan dengan proyek pengembangan hunian Distrik Kingsville seluas 28 hektare di Rancamaya Golf Estate.
Simak juga: Menyorot Pergerakan Harga Rumah Tapak di Bogor yang Kian Kesohor
“Proyek hunian seluas 28 hektar ini ada di lokasi paling dekat dengan akses ke pintu tol Bocimi dan Bogor Inner Ringroad (BIRR) nantinya. Saat ini kami sudah melakukan dua tahap penjualan dan sekarang lagi jalan tahap ketiga. Ada 193 unit yang kami pasarkan dan 80% sudah sold out pada tahap dua,” ia menambahkan.
Hunian yang ditujukan untuk pasar kelas menengah atas ini dilepas dengan harga mulai Rp600 juta. Eftianto mengatakan permintaan untuk kelas middle up tengah naik daun dalam berapa bulan belakangan, sehingga raihan angka penjualan unit yang ditawarkan pengembang cukup tinggi.
Lebih jauh, pengembang juga sedang melakukan program promo menarik dengan menawarkan subsidi bunga KPR hingga DP 0%, yang diharapkan bisa meningkatkan daya beli dari kalangan kelas menengah atas.
Advertisement