Bagaimana Pandangan Pasar Properti Terkini?

Instrumen investasi di sektor riil seperti properti masih sangat menjanjikan. Lantaran dibanding negara Asia lainnya, Indonesia masih menjadi negara tertinggal.

oleh Fathia Azkia diperbarui 23 Sep 2018, 18:14 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2018, 18:14 WIB
properti batam
Pemandangan Kota Batam dari udara. Sumber: Rumah.com

Liputan6.com, Jakarta – Memasuki paruh kedua tahun 2018, para pencari properti masih optimistis dengan iklim pasar properti nasional.

Meski demikian, kepuasan terhadap upaya Pemerintah dalam menjaga harga properti tetap terjangkau mengalami penurunan. Aspek jangka panjang masih menjadi faktor utama yang menjaga optimisme ini.

Hal ini terlihat dari hasil survei Rumah.com Property Affordability Index Semester Pertama 2018, di mana sebanyak 66% responden merasa puas dengan iklim properti saat ini.

Angka ini sedikit menurun dibandingkan semester sebelumnya, sebesar 67%, namun meningkat sebanyak 4% dibanding semester yang sama satu tahun sebelumnya.

Baca juga: Rumah.com Property Index untuk mencari tahu tren kenaikan harga rumah per kuartal di berbagai lokasi favorit

Kepuasan terhadap iklim properti ini mayoritas didasarkan pada faktor kenaikan harga properti yang stabil, serta apresiasi terhadap kenaikan harga properti jangka panjang. Faktor ini diamini oleh 69% responden.

18% responden yang merasa tidak puas, mengungkapkan faktor kenaikan harga properti sebagai penyebabnya. Alasan lainnya adalah uang muka yang terlalu tinggi.

“Faktor kenaikan harga memang selalu dipandang dari dua sisi. Bagi mereka yang optimistis, mereka melihatnya sebagai peluang investasi di masa depan, sementara mereka yang pesimistis, ini disebabkan keraguan terhadap kemampuan finansial mereka,” kata Ike Hamdan, Head of Marketing Rumah.com.

Simak juga: Review Properti untuk mengetahui ulasan mendalam tentang hunian incaran Anda

Senada dengan asumsi responden, Ferry Latuhihin yang merupakan Senior Chief Economist PPA Capital meyakini instrumen investasi di sektor riil seperti properti masih sangat menjanjikan. Lantaran dibanding negara Asia lainnya, Indonesia masih menjadi negara tertinggal.

Hal ini disebabkan perkembangan infrastruktur yang belum memadai. Apalagi di lain sisi, sektor properti sangat bergantung terhadap kondisi ekonomi.

“Dari faktor infrastruktur, saya melihat proyek LRT dan MRT akan membawa perubahan besar dalam dunia properti. Sedangkan dari faktor perekonomian, properti ini sebenarnya leading indicator. Saat ekonomi mau menanjak, biasanya properti sudah ‘lari duluan’. Begitu sebaliknya, saat ekonomi bergerak menurun, properti yang sudah lebih dulu bersiap,” katanya dalam diskusi Outlook for Indonesian Property Sector 2018 bersama PT Gapura Prima dan Ayers Asia Asset Management.

Prospek properti, menurutnya, juga sangat bergantung pada beberapa faktor eksternal terkait, diantaranya:

  • Economic growth
  • Business cycle
  • Interest rate
  • LTV ratio
  • Infrastructure
  • Demography (population: volume and age)
  • Government regulation
  • Location

(Jangan dulu beli rumah atau apartemen di pinggir kota tanpa menyimak ulasan wilayahnya di Area Insider Rumah.com!)

 

Pengembang Masih 'Pede'

Pandangan lain diungkapkan Fund Manager Ayers Asia Asset Management, Heru Irvansyah, yang menyebut bahwa keadaan ekonomi Indonesia memang tengah terkoreksi.

“Akan tetapi indikator ekomomi sekarang jauh lebih baik dibandingkan dua tahun silam. Saat ini posisi Indonesia berada dalam urutan ke-17 setelah Spanyol dan Meksiko. Bahkan masih lebih tinggi dibandingkan negara tetangga yakni Singapura dan Malaysia,” jelasnya.

Dari sisi pelaku usaha, PT Perdana Gapura Prima Tbk (GPRA) yang sudah eksis di bidang properti selama 30 tahun, mengaku tetap optimistis terhadap peluang pasar yang ada. Pihaknya bahkan tetap meyakini bisa mencapai sales target sebesar Rp600 miliar hingga akhir tahun.

Saat ini, pengembang masih mengandalkan penjualan produk residensial, dengan proyek unggulan di Bukit Cimanggu City dan Metro Cilegon.

“Potensi itu masih ada, sehingga kami berencana merilis produk komersial (ruko) dan rumah dalam ukuran kecil dengan luas tanah sekitar 90m2 di kedua proyek unggulan. Target market-nya adalah kelas menengah,” ujar Managing Director GPRA yang sekaligus Sekjen REI DKI Jakarta, Arvin Fibrianto Iskandar.

Manfaatkan event DealJuara, Pameran Properti Online Terbesar di Indonesia yang digelar Rumah.com mulai 20 Juli sampai 30 September 2018, dengan beragam penawaran menarik mulai dari DP 0%, cash back, gratis biaya KPR, hingga diskon Rp135 juta!

Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya