Proyek Integrasi Transportasi Massal Mulai Dikembangkan Pengembang Besar Properti

Para pengembang properti besar, misalnya seperti Sinar Mas Land, Metland, Ciputra, dan Agung Podomoro Land, mulai membuat proyek terintegrasi ke transportasi massal.

oleh Wahyu Ardiyanto diperbarui 03 Des 2019, 11:24 WIB
Diterbitkan 03 Des 2019, 11:24 WIB
Ilustrasi Transit Oriented Development (TOD)
Transportasi massal memiliki daya tarik untuk dijadikan pilihan hunian tepat melalui konsep Transit Oriented Development (TOD)

Liputan6.com, Jakarta - Dahulu, transportasi massal bukan hal yang menarik minat masyarakat untuk membeli properti. Berbeda halnya dengan saat ini, properti yang berada dekat dengan transportasi massal menjadi salah satu nilai penting. Melihat peluang tersebut, para pengembang properti besar, misalnya seperti Sinar Mas Land, Metland, Ciputra, dan Agung Podomoro Land, mulai membuat proyek terintegrasi ke transportasi massal. 

Dulu, proyek-proyek properti pada segmen menengah ke atas dan mewah tidak menyebutkan kedekatan dengan jalur transportasi massal. Namun, kini hal tersebut sudah berubah. Kedekatan transportasi massal memiliki nilai lebih yang bisa dipromosikan.

Sejumlah pengembang dengan antusias bekerja sama membangun stasiun baru dekat lokasi proyeknya. Contohnya, Sinar Mas Land, pengembang BSD City seluas 6.000 hektare yang meremajakan stasiun kereta komuter Cisauk (Tangerang) di jalur kereta komuter Tanah Abang-Serpong/Parung Panjang/Rangkas Bitung. Proyek tersebut akan diintegrasikan dengan stasiun tersebut.

Contoh lainnya, Metropolitan Land (Metland), pengembang Metland Cibitung (460 hektare) di Cibitung, Bekasi berada di jalur kereta komuter Jakarta-Bekasi-Cikarang yang membangun stasiun baru, yaitu Telaga Murni dan akan terintegrasi dengan jalur kereta itu.

Bukan hanya memudahkan akses penghuni, integrasi dengan transportasi massal itu juga membuka prospek baru pengembangan proyek. Sinar Mas Land contohnya, sejak tahun lalu sebelum renovasi stasiun itu selesai, sudah melansir kawasan hunian dan niaga terpadu Intermoda seluas 25 hektare yang terintegrasi dengan stasiun Cisauk.

Baca selengkapnya: Tips Pilih Pengembang Properti yang Baik

Disisi lain, Metland sejak September 2019 mulai memperkenalkan distrik pusat bisnis atau Central Business District (CBD) Millenium City seluas 23 hektare yang terkoneksi dengan stasiun Telaga Murni. Setiap hari stasiun itu didatangi 12.000-14.000 penumpang dan sebagian dari penghuni Metland Cibitung. Saat ini sudah ditinggali oleh 3.400 KK.

“Semua itu mengerek prospek investasi properti di kawasan,” kata Anhar Sudradjat, Wakil Presiden Direktur Metland.

Sukses serupa diraup Ciputra dengan proyek baru Citra Sentul Raya seluas 1.000 hektare di jalur LRT Cibubur yang melintasi jalan tol Jagorawi melalui gerbang tol Sirkuit Sentul. Total sejak mulai dipasarkan Juli 2019 sampai Oktober berhasil melepas lebih dari 600 unit rumah di tiga klaster. Tipe rumahnya mulai 33/72 seharga Rp649 jutaan/unit.

Saat ini, pengembang Ciputra Group menyiapkan klaster keempat, yaitu Orinoco berisi 265 rumah satu lantai tipe yang sama.

“Sejak 16 November lalu, NUP-nya sudah dibuka,” kata Mettadewi, General Manager Marketing Citra Sentul Raya.

Yance Onggo, Marketing Direktur PT Citra Adyapataka (CiputraGroup) dan pengembang Citra Garden Puri mengatakan, lebih jauh lokasinya dari pusat aktivitas di Jakarta pun bisa sangat diminati karena berada di jalur transportasi massal sehingga mudah dijangkau.

“Mayoritas konsumennya kaum milenial berusia di bawah 40 tahun,”katanya.

Di jalur LRT yang sama, tepatnya dekat gerbang tol Cimanggis dan bakal stasiun LRT Gunung Putri, Agung Podomoro Land (APL) melalui PT Graha Tunas Selaras memasarkan perumahan Podomoro River View (18 hektare/800 unit). Kawasan ini berada di superblok Podomoro Golf View (60 hektare) yang kelak terintegrasi dengan stasiun LRT.

Kapan waktu tepat beli rumah? simak selengkapnya di sini

Kendati harga rumah ditawarkan sedikit lebih tinggi, mulai dari Rp1 miliar (tipe 45/72) tetap diminati konsumennya. Selama Januari-Oktober 2019, penjualannya tercatat 320 unit dari tiga klaster Juniper (dirilis Mei). Lalu dilanjutkan dengan klaster Hickory dan Iroko yang sudah mulai dipasarkan sejak tahun lalu.

“Sebagian besar penjualan tahun ini disumbang klaster Juniper,” kata Rubby I. Widjaja, Assistan Vice President Podomoro Golf View.                          

Di jalur kereta komuter juga ada Citaville Parung Panjang. Mulai menawarkan rumah dari tipe 23/60 seharga Rp218 juta/unit. Sejak dilansir Juli sampai Oktober 2019 ini bisa menarik 200 pemesan. Lokasi perumahan pun strategis mudah dicapai dari stasiun Parung Panjang.

“Dari Parung Panjang ke Tanah Abang dengan kereta hanya sekitar 50 menit,” kata Okie Imanto, CEO Greenwoods Group, developer Citaville Parung Panjang.

Temukan lebih banyak lagi panduan dan tips membeli rumah dalam Panduan dan Referensi

Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya