Liputan6.com, Denpasar - Pentas Tari Calonarang di Kabupaten Jembrana menelan korban jiwa. Pemeran Rangda tewas setelah adegan penusukan dengan keris. Insiden itu pun menggegerkan khalayak Bali.
Tarian Calonarang dikenal sebagai tarian mistis. Pementasannya biasa dilengkapi berbagai macam sesaji. Dalam atraksi, para penarinya kerasukan (kemasukan roh halus).
Â
Baca Juga
Tari apa sesungguhnya Calonarang itu? Budayawan Bali Prof I Wayan Dibya menjelaskan tari Calonarang berakar dari kisah di Jawa Timur. "Calonarang itu drama tari lakon asal Jawa Timur," kata Prof Dibya kepada Liputan6.com, Rabu (25/11/2015).
Dia menjelaskan drama tersebut merujuk pada kisah sekitar abad ke-11 atau ke-12. Calonarang adalah nama seorang janda di era itu. Tarian Calonarang menggambarkan aksi Calonarang yang merasa disakiti.
Alkisah, Calonarang merupakan janda yang tersohor sakti mandraguna. Hanya saja, ilmu yang dikuasainya adalah ilmu hitam.
"Suatu ketika Calonarang murka bukan main karena putrinya tidak jadi dikawini oleh raja," ujar Prof Dibya.
Tak hanya anak gadisnya batal dinikahi, Calonarang juga dikenai berbagai tuduhan hingga diusir dari kerajaan. Seiring amarahnya itu Calonarang membalas dendam.
"Calonarang akhirnya membuat kegaduhan dengan menyerang kerajaan Erlangga. Ia membalas dendam karena pengusiran dan pembatalan pernikahan putrinya telah merusak namanya dan putrinya," ulas Prof Dibya.
Menurut dia Calonarang ini dipentaskan sebagai seni hiburan belaka atau tari sekuler. Dalam ritual agama Hindu, ia melanjutkan, ada tiga kategori tari-tarian.
Advertisement
Pertama adalah tarian wali seni. "Wali seni itu adalah bagian dari upacara, dipentaskan berkaitan dengan upacara atau ritual agama Hindu," jelasnya. Kedua adalah bebali, tarian pendukung saja. Ketiga adalah bali-balihan.
"Nah, ini sifatnya tambahan. Kategori ini adalah pertunjukan yang sifatnya sekuler. Calonarang ini masuk kategori ketiga itu," kata Dibyo.
Meski hanya pertunjukan, tak jarang dalam tari Calonarang ini juga disertakan elemen benda sakral seperti Barong dan Rangda. (Hmb/Ans)