Liputan6.com, Semarang - Seperti biasanya saat perayaan Natal, Banser (Barisan Ansor Serbaguna) selalu dilibatkan dalam penjagaan gereja. Namun kali ini agak berbeda, Banser lebih bersifat pasif.
Menurut Ketua Satkorwil Banser Jawa Tengah, Hasyim Asyari, sikap itu diambil sudah melalui pembahasan panjang. Tujuannya melatih sikap rendah hati para anggota Banser.
"PW Ansor dan Satkorwil Banser Jateng sudah kirim surat ke semua PC Ansor dan Satkorcab Banser se jateng terkait hal itu," kata Hasyim kepada Liputan6.com, Jumat (25/12/2015).
Sesuai instruksi tersebut Satkorcab Banser diharapkan berpartisipasi mengamankan lingkungan. Pengamanan Natal diusahakan tidak terlalu mencolok.
Baca Juga
"Yang utama pengamanan Banser di gereja harus berdasarkan permintaan/penugasan dari Pemda (Kesbang) atau Kepolisian. Jadi tidak boleh berinisiatif sendiri," kata Hasyim. Dalam hal ini Ansor dan Banser hanya bersikap mendukung kepolisian.
Selain melatih sikap rendah hati, sikap itu bertujuan untuk menjaga pandangan negatif pihak lain yang berpotensi mendiskreditkan Ansor dan Banser.
Hasyim menuturkan bahwa setiap personil Banser selalu dibekali ilmu kanuragan, yakni melalui laku tirakat yang tak mudah dan lama. Karenanya sikap rendah hati sangat diperlukan.
Dari pengamatan Liputan6.com, Banser menggelar penjagaan dalam tiga pola. Pertama terbuka, yakni menempatkan beberapa personil Banser di gereja dengan seragam lengkap.
Pola kedua tertutup yakni penempatan Banser senior namun tak menggunakan seragam. Selanjutnya pola ketiga menerjunkan tim khusus Banser, Densus 99 Asmaul Husna, yang berfungsi seperti intel.
"Mereka berpatroli dan memantau lingkungan secara mobile," kata Hasyim.
Advertisement