Bocah SD Tulang Punggung Keluarga Akhirnya Pindah Rumah

Relawan dan Pemerintah Semarang memberi bantuan ke keluarga Eko, bocah tulang punggung keluarga.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 11 Feb 2016, 12:47 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2016, 12:47 WIB
Eko Semarang
Bocah SD kelas 2 Asal Semarang

Liputan6.com, Semarang - Eko Adi Prasetyo (9), bocah yatim yang berjualan makaroni goreng untuk merawat dan menghidupi ibu dan adiknya, kini memasuki berpindah tempat tinggal. Lokasinya sekitar 1 km dari tempat kos semula di Jl Pedurungan Tengah IX, Semarang, Jawa Tengah.

Kepindahan mereka, kata Dewi ibunda Eko, dilakukan Selasa, 9 Februari lalu. "Tidak usah disebutkan alasannya ya, enggak enak nanti," kata Dewi kepada Liputan6.com, Rabu, 10 Februari 2016.

Kepindahan tersebut dibantu beberapa orang dermawan. Mereka memfasilitasi mulai pencarian tempat kos hingga pemindahan barang-barangnya. Tapi, yang paling diprioritaskan saat ini ialah mencari orang yang mengasuh anak-anak Dewi saat ibunya harus berobat.

"Prinsipnya, kami tak ingin Dik Eko dan adiknya harus bekerja karena ibunya sakit. Kami membantu mencari kos baru, mudah-mudahan lebih layak dan nyaman," kata salah satu dermawan yang tak bersedia disebut namanya.


Tim dari Dinas Kesehatan Kota Semarang dan  puskesmas kemudian mendatangi tempat tinggal mereka. Tim Dinkes sempat kebingungan karena Dewi dan anaknya sudah tidak tinggal di kos sebelumnya yang berada di Pedurungan Tengah IX.

"Kita cari beritanya. Kita lacak ternyata ada di sini," kata Kepala Seksi Pemberdayaan dan Pembiayaan Kesehatan Dinkes Kota Semarang, Harmoko, di kos baru Dewi di Kelurahan Tlogomulyo, Semarang.

Dokter yang ikut serta dalam tim tersebut sempat menanyakan dan melihat hasil rontgen Dewi pada 11 Januari 2016 lalu. Berdasarkan analisis sementara diketahui memang ada benda yang diduga batu. Namun, kepastian akan dugaan itu masih memerlukan pemeriksaan lanjutan.

"Saya tidak bisa baca itu (rontgen), kata dokter yang periksa saya katanya batu ginjal. Tapi ini kok sakit sekali ya," kata Dewi, seusai diperiksa.

Selama ini, Dewi tidak menggunakan BPJS ataupun Jamkesmaskot saat memeriksakan diri ke dokter. Karena itu, Harmoko menambahkan, pihaknya datang untuk membantu pembuatan kartu Jamkesmaskot. Terlebih, Dewi masih tercatat sebagai warga Kalibanteng, Semarang.

"Setelah klarifikasi, ternyata punya KTP dan KK Kota Semarang. Kalau ibu Dewi ada masalah dengan kesehatan dan kesulitan akses, Pemkot melalui jaminan kesehatan memberikan pengobatan dan perawatan gratis. Solusi akan kita daftarkan Jamkesmaskot dengan cara memakai surat keterangan tidak mampu," kata Harmoko.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya